Sabtu, 28 Juni 2008

Memahami Kitab Suci Katolik

Kitab Suci tidakbisa dipisahkandari hidupberagama. Meski demikian, hanya sedikit orang yang maumemahami Kitab Sucinya. Artimemahami di sini adalah melihatnya sebagai ilmu. Maka memahami KS di sini berarti memahaminya sebagai buku, sebagai objek/subjek ilmu.
Kitab Suci orang katolik bernama Alkitab. Kata ini berasal dari baha-sa Arab al dan kitab, yang berarti sang kitab/buku atau kitab yang mulia. Kata Alkitab merupakan judul umum dari buku yang disebut Kitab Suci, sedangkan ungkapan Kitab Suci mengacu kepada isi buku tersebut.

KD I
Pengantar Kitab Suci
1.1. Definisi
Kitab Suci orang katolik bernama Alkitab. Kata ini berasal dari baha-sa Arab al dan kitab, yang berarti sang kitab/buku atau kitab yang mulia. Kata Alkitab merupakan judul umum dari buku yang disebut Kitab Suci, sedangkan ungkapan Kitab Suci mengacu kepada isi buku tersebut.
Secara sederhana Kitab Suci berarti, Wahyu Allah yang ditulis dalam bahasa manusia. Wahyu Allah berarti segala rencana Allah memperke-nalkan diri-Nya, rencana keselamatan-Nya, dan bagaimana keselamatan itu dilaksanakan.
Perkenalan diri Allah dilaksanakan melalui dua cara, yaitu karya-Nya dan Sabda-Nya. Karya Allah dilakukan sejak awal mula, bagaimana Ia mendampingi manusia mulai dari penciptaan, kejatuhan ke dalam dosa hingga penyelamatan.
Setelah penciptaan manusia tinggal dengan damai di Taman Eden bersama Allah. Setelah jatuh dalam dosa, manusia diusir dari taman dan hidup menderita, namun Allah tetap menyertai. Meski demikian, banyak manusia yang tidak mau mengenal Allah. Maka Allah mengenalkan dirinya melalui Sabda yang diungkapkan oleh para nabi.
Allah memilih orang-orang untuk menjadi juru bicara-Nya. Para nabi bernubuat atas nama Allah, mereka mencoba menunjukkan siapa sebe-narnya Allah. Toh pada akhirnya banyak manusia yang tidak mau mengenal dan menerima Allah.
Pada akhirnya Allah mengutus Anak-Nya sendiri untuk memperke-nalkan siapa diri-Nya, apa rencana keselamatan-Nya dan bagaimana rencana keselamatan itu dilaksanakan.
1.1.1. Penulis Kitab Suci
Kitab Suci orang katolik tidak jatuh dari langit. Kitab ini ditulis oleh manusia melalu proses yang panjang. Para penulis Kitab Suci adalah orang yang mendapat terang Roh Kudus. Siapa mereka tidak dapat diterangkan dengan pasti. Maka tidak mengherankan jika dalam sampul Alkitab tidak tertera nama pengarangnya. Untuk beberapa Kitab bisa dipastikan siapa pengarangnya, namun untuk banyak kitab yang lain sulit menentukan siapa pengarangnya.
Kesulitan dalam menentukan siapa pengarangnya disebabkan banyaknya penulis. Kitab Suci itu adalah kesaksian mengenai iman, proses penulisannya panjang. Bahkan satu buku bisa ditulis lebih dari satu orang penulis.
1.1.2. Tahun Penulisan Kitab Suci
1.1.2.1. Perjanjian Lama
Sulit sekali menentukan tahun penulisan Kitab Suci Perjanjian Lama. Yang bisa diungkapkan di sini adalah perkiraan tahun penyusunan Kitab Suci. Menurut kebanyakan ahli, Perjanjian Lama disusun antara abad ke XII hingga abad I sebelum masehi. Jadi prosesnya cukup panjang.
Menentukan kitab mana yang disusun lebih dulu dan mana yang lebih kemudian juga tidak mudah. Namun setidaknya ada pertolongan untuk memahami itu. KS PL dikelompokkan menjadi tiga bagian besar yaitu:1. Hukum, 2.Para Nabi, 3. Tulisan-tulisan.
Boleh dikatakan bahwa kitab-kitab yang termasuk kelompok hukum disusun lebih dahulu. Kelompok kitab hukum ini adalah kejadian, keluar-an, imamat, bilangan dan ulangan. Menilik isinya kelima kitab ini sudah sangat tua, meskipun belum tentu ditulis pertama kali. Memang hal ini kurang memuaskan, namun harus diakui bahwa bagian yang pertama kali diakui sebagai KS adalah Taurat. Pengakuan lebih valid mengenai hal ini adalah ketika Ezra menjadikan Taurat sebagai dasar hukum bangsa Yahudi di bawah pemerintahan Kerajaan Persia pada akhir abad ke VI SM.
Kelompok kedua adalah kitab para nabi. Kitab ini tidak bisa disejajar-kan dengan Taurat namun cukup penting karena juga dibacakan dalam peribadatan. Kitab ini berasal dari tokoh-tokoh yang cukup kritis terhadap kehidupan bersama Bangsa Israel.
Kelompok ketiga adalah tulisan-tulisan, yaitu sejumlah tulisan di luar Taurat dan Kitab Para Nabi. Kitab-kitab ini dimaksudkan sebagai kitab kebijaksanaan dan bimbingan hidup sehari-hari.
1.1.2.2. Perjanjian Baru
Menentukan tahun penulisan KS PB lebih mudah dibandingkan KS PL. Rentang penulisan PB hanya beberapa puluh tahun saja. Kitab pertama disusun pada pertengahan abad pertama dan kitab yang terakhir ditulis pada awal abad kedua masehi.
Berikut ini kami susun suatu daftar kronologis penyusunan KS PB menurut Groenen yang bisa diterima, meskipun tidak ada kepastian 100%.
Kitab Tahun Kitab Tahun Kitab Tahun
1 Tes 41/42 Mrk 65/75 Yoh 100
1 Kor 49/50 Mat 75/80 Yud 100
2 Kor 51/52 Luk 80/85 1 Tim 100
Gal 51/52 Ibr 80/90 Tit 100
Rm 55/56 Ef 85/90 2 Tim 100
Flp 58/59 Kis 85/90 1 Yoh 110/125
Kol 60/62 1Ptr 85/90 2 Yoh 110/125
Flm 60/62 Yak 85/90 3 Yoh 110/125
(2 Tes 60/65?) Why 90/95 2 Ptr 125

1.1.3. Bahasa Kitab Suci
1.1.3.1. Perjanjian Lama
Alkitab yang kita miliki sekarang adalah sebuah terjemahan yang dibuat atas dasar Alkitab Asli yang ditulis dalam bahasa lain. KS PL ditu-lis dalam tiga bahasa, yaitu Bahasa Ibrani, Aram, dan Yunani.
Bagian terbesar KS PL ditulis dalam Bahasa Ibrani. Bahasa Ibrani adalah bahasa yang masuk dalam rumpun semit yang digunakan oleh bangsa-bangsa yang berkediaman di Timur Tengah, kecuali Turki. Baha-sa Ibrani cukup berdekatan dengan Bahasa Arab. Bahasa Ibrani Kitab Suci adalah Bahasa Ibrani kuno.
Hanya sebagian kecil KS PL ditulis dalam Bahasa Aram. Dewasa ini Bahasa Aram tidak digunakan lagi, kecuali oleh sekelompok kecil orang Kristen di Palestina dan Libanon. Bahasa Aram aslinya berasal dari Bangsa Aram yang berkediaman di kawasan sungai Efrat dan Tigris serta Negri Siria. Pada tahun 800 SM, bahasa ini menjadi bahasa inter-nasional. Pada waktu pembuangan, bangsa Israel mengganti bahasa Ibrani dengan bahasa Aram sebagai bahasa sehari-hari. Pada zaman Yesus, rakyat Palestina menggunakan bahasa Aram.
Hanya ada dua kitab Perjanjian Lama yang ditulis langsung menggu-nakan Bahasa Yunani, yaitu kitab 2 Makabe dan kitab Kebijaksanaan Salomo. Bahasa Yunani menjadi bahasa internasional ketika Yunani menguasai daerah di sekitar Timur Tengah mengalahkan Persia. Peng-aruh Bangsa Yunani termasuk kebudayaan Yunani meliputi bahasa, cara berpikir (berfilsafat) dan kebiasaan hidup sehari-hari, misalnya olah raga. Pada Zaman Yesus, hingga zaman para rasul, kebudayaan Yunani sangat kuat, apalagi di luar Palestina (bisa dibandingkan, hampir semua tulisan Perjanjian Baru menggunakan Bahasa Yunani).
1.1.3.2. Perjanjian Baru
Hampir semua tulisan Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani. Mungkin bisa dikecualikan Matius, dalam teksnya yang asli ditulis dalam bahasa Aram.
1.1.4. Kitab Suci Sebagai Kitab Perjanjian
Alkitab terbagi menjadi dua bagian besar, Kitab Perjanjian Lama dan Kitab Perjanjian Baru. Kitab Suci disebut kitab perjanjian karena berisikan perjanjian antara Allah dengan manusia. Istilah perjanjian muncul karena dalam kisah Kitab Suci banyak ditemukan perjanjian antara Allah dengan manusia. Perjanjian itu mengenai sesuatu hal, biasanya Allah menjanji-kan sesuatu dan manusia harus melakukan sesuatu hal agar janji itu ter-penuhi. Ketika perjanjian itu dibuat selalu ada tanda yang bisa dijadikan pengingat. Jika Kitab Suci disebut sebagai kitab perjanjian maka arti Ki-tab Suci adalah Kitab perjanjian antara Allah dengan manusia, bagaima-na perjanjian itu dibuat dan bagaimana perjanjian itu dipenuhi.
Perjanjian Lama berarti perjanjian antara Allah dan manusia. Allah senantiasa setia dengan janji-Nya, namun manusia tidak pernah setia. Meski demikian Allah terus membuat perjanjian dengan manusia. Perjan-jian Baru berarti sebuah perjanjian dengan bentuk dan isi yang baru. Keti-ka dalam perjanjian lama, perjanjian itu selalu gagal karena manusia ti-dak setia, maka Allah mengambil-alih peran manusia. Dalam perjanjian baru masing-masing pihak yang melakukan perjanjian diwakili oleh orang yang sama yaitu Yesus. Dari pihak Allah diwakili oleh Yesus dan dari pi-hak manusia diwakili oleh Yesus. Karena masing-masing pihak diwakili oleh orang yang sama, maka tidak akan lagi ada pihak yang tidak setia. Karena bentuk perjanjian itu baru, maka disebut perjanjian baru.
Isi perjanjian itu adalah kehendak Allah yang ingin menyelamatkan manusia. Penyelamatan itu akhirnya terlaksana dalam diri Yesus ketika Dia mengorbankan diri-Nya hinga wafat di salib. Berikut ini dua contoh perjanjian antara Allah dengan manusia dalam Perjanjian Lama.
1.1.4.1. Perjanjian Allah dengan Nuh (Kej 9:1-17)
Kitab Kejadian menceritakan bagaimana keadaan manusia yang begitu berdosa. Mereka tidak lagi menaruh hormat dan takut kepada Allah. Hal itu membuat Allah murka, maka Allah merencanakan sebuah hukuman kepada manusia. Sebelum menghukum Allah melihat bahwa masih ada orang-orang yang baik dan setia kepada-Nya, maka Allah menyuruh mereka, yaitu Nuh dan keluarganya, membuat alat untuk menyelamatkan diri dari bencana. Kemudian setelah Nuh dan keluar-ganya selesai membuat sebuah bahtera, dan setiap binatang di muka bumi - yang masuk kategori tidak haram masing-masing tujuh pasang dan yang masuk kategori haram masing-masing sepasang - masuk ke dalam bahtera, Allah menurunkan hujan. Hujan itu begitu lebat, yang disebut dengan air bah. Air bah itu terjadi selama 40 hari yang membuat seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi lenyap.
Setelah air bah surut, Nuh dan keluarganya, serta seluruh binatang yang ada dalam bahtera kembali ke bumi. Keadaan bumi menjadi begitu buruk (bandingkan keadaan tanah yang habis diterjang banjir). Hal ini membuat Allah sedih. Maka Allah berjanji kepada diri-Nya sendiri bahwa Ia tidak akan mengutuk bumi lagi karena manusia. Meskipun yang dibuat oleh manusia itu jahat (Kej 8:21)
Allah tidak cukup hanya berjanji kepada diri sendiri. Ia membuat per-janjian itu dengan manusia. Isi perjanjian antara Allah dan manusia bisa ditemukan dalam Kitab Kejadian bab 9 ayat 1-17. Salah satu bagiannya kami kutip di sini.
9:8
Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersa-ma-sama dengan dia:
9:9
"Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu,
9:10
dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi.
9:11
Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."
9:12
Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:
9:13
Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.
9:14
Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan,
9:15
maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.
9:16
Jika busur itu ada di awan, maka Aku akan melihatnya, sehingga Aku mengingat perjanjian-Ku yang kekal antara Allah dan segala makhluk yang hidup, segala makhluk yang ada di bumi."
9:17
Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan segala makhluk yang ada di bumi."
Tanda perjanjian antara Allah dengan Nuh adalah pelangi.
1.1.4.2. Perjanjian Allah dengan Abraham (Kej 15, 17-18)
Kisah ini bermula ketika Abram, dipanggil oleh Tuhan dan diperintah-kan pergi meninggalkan kampung halamannya. Pada waktu itu umurnya sudah 75 tahun. Ia pergi meningglkan negaranya (Ur Kasdim, atau kalau sekarang berada di daerah Irak) menuju tanah Kanaan, sekarang Israel dan Palestina. Abram pergi bersama Sarai istrinya dan Lot sepupunya.
Setibanya di Kanaan Abram tinggal di suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon Tarbantin di More. Ketika suatu hari Tuhan menampakkan diri di situ, Abram mendirikan suatu mezbah bagi-Nya. Kemudian Abram pindah ke daerah pegunungan di dekat Betel.
Isi perjanjian Allah dengan Abram ada tiga macam. Pertama, janji Allah kepada Abram untuk membuatnya menjadi bangsa yang besar. Namanya akan masyur dan ia akan menjadi berkat bagi segala bangsa. Syaratnya, Abram harus pergi meninggalkan negaranya dan pergi menuju daerah yang akan ditunjukkan Tuhan kepadanya.
Kedua, janji Allah yang akan memberikan tanah itu kepada ketu-runannya. Janji itu tidak menuntut syarat, hanya pengulangan janji yang telah diberikan. Bedanya, Allah menekankan bahwa yang akan mengua-sai tanah tersebut adalah keturunan Abram, bukan Abram sendiri.
Ketiga, perjanjian antara Allah dengan Abram mengenai keturunan Abram (Kej 15:1-21)
15:1
Kemudian datanglah firman TUHAN kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, Akulah perisaimu; upahmu akan sangat besar."
15:2
Abram menjawab: "Ya Tuhan ALLAH, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak, dan yang akan mewarisi rumahku ialah Eliezer, orang Damsyik itu."
15:3
Lagi kata Abram: "Engkau tidak memberikan kepadaku keturunan, sehingga seorang hambaku nanti menjadi ahli warisku."
15:4
Tetapi datanglah firman TUHAN kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu."
15:5
Lalu TUHAN membawa Abram ke luar serta berfirman: "Coba lihat ke langit, hitunglah bintang-bintang, jika engkau dapat menghitungnya." Maka firman-Nya kepadanya: "Demikianlah banyaknya nanti keturunanmu."
15:6
Lalu percayalah Abram kepada TUHAN, maka TUHAN memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran.
15:7
Lagi firman TUHAN kepadanya: "Akulah TUHAN, yang membawa engkau keluar dari Ur-Kasdim untuk memberikan negeri ini kepadamu menjadi milikmu."
15:8
Kata Abram: "Ya Tuhan ALLAH, dari manakah aku tahu, bahwa aku akan memilikinya?"
15:9
Firman TUHAN kepadanya: "Ambillah bagi-Ku seekor lembu betina berumur tiga tahun, seekor kambing betina berumur tiga tahun, seekor domba jantan berumur tiga tahun, seekor burung tekukur dan seekor anak burung merpati."
15:10
Diambilnyalah semuanya itu bagi TUHAN, dipotong dua, lalu diletakkannya bagian-bagian itu yang satu di samping yang lain, tetapi burung-burung itu tidak dipotong dua.
15:11
Ketika burung-burung buas hinggap pada daging binatang-binatang itu, maka Abram mengusirnya.
15:12
Menjelang matahari terbenam, tertidurlah Abram dengan nyenyak. Lalu turunlah meliputinya gelap gulita yang mengerikan.
15:13
Firman TUHAN kepada Abram: "Ketahuilah dengan sesungguhnya bahwa keturunanmu akan menjadi orang asing dalam suatu negeri, yang bukan kepunyaan mereka, dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya, empat ratus tahun lamanya.
15:14
Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka, akan Kuhukum, dan sesudah itu mereka akan keluar dengan membawa harta benda yang banyak.
15:15
Tetapi engkau akan pergi kepada nenek moyangmu dengan sejahtera; engkau akan dikuburkan pada waktu telah putih rambutmu.
15:16
Tetapi keturunan yang keempat akan kembali ke sini, sebab sebelum itu kedurjanaan orang Amori itu belum genap."
15:17
Ketika matahari telah terbenam, dan hari menjadi gelap, maka kelihatanlah perapian yang berasap beserta suluh yang berapi lewat di antara potongan-potongan daging itu.
15:18
Pada hari itulah TUHAN mengadakan perjanjian dengan Abram serta berfirman: "Kepada keturunanmulah Kuberikan negeri ini, mulai dari sungai Mesir sampai ke sungai yang besar itu, sungai Efrat:
15:19
yakni tanah orang Keni, orang Kenas, orang Kadmon,
15:20
orang Het, orang Feris, orang Refaim,
15:21
orang Amori, orang Kanaan, orang Girgasi dan orang Yebus itu."
Janji Allah yang akan memberi keturunan bagi Abram diulang kembali. Perjanjian itu disertai tanda. Tanda pertama mengenai perubah-an nama. Nama Abram diubah menjadi Abraham, sedangkan nama Sarai diganti menjadi Sara. Selain itu Allah juga menetapkan tanda lain yaitu sunat. Teks perjanjian itu terdapat dalam Kejadian 17 dan diulangi lagi dalam Kejadian 18. Teksnya adalah sebagai berikut:
Kejadian 17

17:1
Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
17:2
Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak."
17:3
Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
17:4
"Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:5
Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
17:6
Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
17:7
Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
17:8
Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
17:9
Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
17:10
Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
17:11
haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
17:12
Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
17:13
Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
17:14
Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
17:15
Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
17:16
Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
17:17
Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"
17:18
Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
17:19
Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
17:20
Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
17:21
Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga."
17:22
Setelah selesai berfirman kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
17:23
Setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya.
17:24
Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya.
17:25
Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya.
17:26
Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat.
17:27
Dan semua orang dari isi rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya, maupun yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia.
Kejadian 18

18:1
Kemudian TUHAN menampakkan diri kepada Abraham dekat pohon tarbantin di Mamre, sedang ia duduk di pintu kemahnya waktu hari panas terik.
18:2
Ketika ia mengangkat mukanya, ia melihat tiga orang berdiri di depannya. Sesudah dilihatnya mereka, ia berlari dari pintu kemahnya menyongsong mereka, lalu sujudlah ia sampai ke tanah,
18:3
serta berkata: "Tuanku, jika aku telah mendapat kasih tuanku, janganlah kiranya lampaui hambamu ini.
18:4
Biarlah diambil air sedikit, basuhlah kakimu dan duduklah beristirahat di bawah pohon ini;
18:5
biarlah kuambil sepotong roti, supaya tuan-tuan segar kembali; kemudian bolehlah tuan-tuan meneruskan perjalanannya; sebab tuan-tuan telah datang ke tempat hambamu ini." Jawab mereka: "Perbuatlah seperti yang kaukatakan itu."
18:6
Lalu Abraham segera pergi ke kemah mendapatkan Sara serta berkata: "Segeralah! Ambil tiga sukat tepung yang terbaik! Remaslah itu dan buatlah roti bundar!"
18:7
Lalu berlarilah Abraham kepada lembu sapinya, ia mengambil seekor anak lembu yang empuk dan baik dagingnya dan memberikannya kepada seorang bujangnya, lalu orang ini segera mengolahnya.
18:8
Kemudian diambilnya dadih dan susu serta anak lembu yang telah diolah itu, lalu dihidangkannya di depan orang-orang itu; dan ia berdiri di dekat mereka di bawah pohon itu, sedang mereka makan.
18:9
Lalu kata mereka kepadanya: "Di manakah Sara, isterimu?" Jawabnya: "Di sana, di dalam kemah."
18:10
Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Aku akan kembali tahun depan mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara, isterimu, akan mempunyai seorang anak laki-laki." Dan Sara mendengarkan pada pintu kemah yang di belakang-Nya.
18:11
Adapun Abraham dan Sara telah tua dan lanjut umurnya dan Sara telah mati haid.
18:12
Jadi tertawalah Sara dalam hatinya, katanya: "Akan berahikah aku, setelah aku sudah layu, sedangkan tuanku sudah tua?"
18:13
Lalu berfirmanlah TUHAN kepada Abraham: "Mengapakah Sara tertawa dan berkata: Sungguhkah aku akan melahirkan anak, sedangkan aku telah tua?
18:14
Adakah sesuatu apapun yang mustahil untuk TUHAN? Pada waktu yang telah ditetapkan itu, tahun depan, Aku akan kembali mendapatkan engkau, pada waktu itulah Sara mempunyai seorang anak laki-laki."
18:15
Lalu Sara menyangkal, katanya: "Aku tidak tertawa," sebab ia takut; tetapi TUHAN berfirman: "Tidak, memang engkau tertawa!"
1.1.4.3. Perjanjian baru antara Allah dan manusia
Seperti sudah dijelaskan di muka bahwa istilah perjanjian baru muncul dari kesaksian Kitab Suci sendiri. Allah membuat suatu perjanjian baru, di mana pihak Allah dan pihak manusia diwakili oleh Yesus. Janji bahwa akan ada perjanjian baru sudah dinubuatkan oleh nabi Yeremia.
Yeremia 31:331-33

31:31
Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda,
31:32
bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir; perjanjian-Ku itu telah mereka ingkari, meskipun Aku menjadi tuan yang berkuasa atas mereka, demikianlah firman TUHAN.
31:33
Tetapi beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
Perjanjian itu ditegaskan lagi oleh Yesus ketika mengadakan perja-muan makan malam terakhir. Berikut kutipan data Kitab Suci mengenai perjanjian tersebut:
Matius 26:28

26:28
Sebab inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.
Markus 14:24

14:24
Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darah-Ku, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang.
Lukas 22:20

22:20
Demikian juga dibuat-Nya dengan cawan sesudah makan; Ia berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu.
1 Korintus 11:25

11:25
Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: "Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!"
Alasan lebih lengkap mengenai diadakannya perjanjian baru tersebut dinyatakan lebih tegas dalam kitab Ibrani.
Ibrani 8:7-13

8:7
Sebab, sekiranya perjanjian yang pertama itu tidak bercacat, tidak akan dicari lagi tempat untuk yang kedua.
8:8
Sebab Ia menegor mereka ketika Ia berkata: "Sesungguhnya, akan da-tang waktunya," demikianlah firman Tuhan, "Aku akan mengadakan per-janjian baru dengan kaum Israel dan dengan kaum Yehuda,
8:9
bukan seperti perjanjian yang telah Kuadakan dengan nenek moyang mereka, pada waktu Aku memegang tangan mereka untuk membawa mereka keluar dari tanah Mesir. Sebab mereka tidak setia kepada perjanjian-Ku, dan Aku menolak mereka," demikian firman Tuhan.
8:10
"Maka inilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu," demikianlah firman Tuhan. "Aku akan menaruh hukum-Ku dalam akal budi mereka dan menuliskannya dalam hati mereka, maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.
8:11
Dan mereka tidak akan mengajar lagi sesama warganya, atau sesama saudaranya dengan mengatakan: Kenallah Tuhan! Sebab mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.
8:12
Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka."
8:13
Oleh karena Ia berkata-kata tentang perjanjian yang baru, Ia menyata-kan yang pertama sebagai perjanjian yang telah menjadi tua. Dan apa yang telah menjadi tua dan usang, telah dekat kepada kemusnahannya.
Tanda dari perjanjian baru itu adalah Yesus Kristus yang disalibkan, wafat, dimakamkan dan bangkit dari kematian. Berikutnya, orang yang mengimani perjanjian ini disatukan dalam baptisan. Maka tanda perjan-jian baru tidak sunat atau pelangi tapi baptis.
1.2. Proses Penyusunan Kitab Suci
Sebagai sebuah buku, Kitab Suci disusun melalui proses yang panjang. Proses itu bisa dikelompokkan dalam tiga bagian besar. 1) tradisi lisan, 2) tradisi tulisan, 3) penyusunan kanon (menyusun menjadi satu buku).
Proses penyusunan Kitab Suci berkembang mengikuti kebudayaan dan kemampuan manusia. Seperti sejarah perkembangan sastra, yang bermula dari sastra lisan, sastra tulis, dan sastra cetak.
Jauh sebelum mengenal tulisan, nenek moyang kita sudah mengenal cerita yang ditularkan dari mulut ke mulut yang kita kenal dengan dongeng. Baru kemudian ketika manusia telah mengenal tulisan, seba-gian dongeng itu dituliskan. Namun karena keterbatasan bahan dan sara-na tulis menulis, yang ditulis biasanya ajaran-ajaran penting, sehingga banyak cerita dan dongeng yang tidak tertulis, namun tetap ada. Meski sudah ada tulisan, tradisi lisan tetap ada.
Baru kemudian ketika kertas sudah ditemukan, mesin cetak sudah ditemukan, proses perkembangan sastra maju secara pesat. Perlu diingat juga, ketika teknologi telah maju dengan pesat, budaya lisan dan tulisan tangan masih tetap berkembang.

1.2.1. Proses Terbentuknya Perjanjian Lama
Seperti perkembangan sastra, demikian juga perkembangan penu-lisan Kitab Suci. Pada mulanya Kitab Suci berkembang secara lisan. Aja-ran-ajaran para nabi diteruskan dari masa ke masa secara lisan. Seperti cerita pada umumnya, keotentikan cerita dan keutuhannya sulit diperta-hankan. Selalu ada kecenderungan untuk menambah atau mengurangi sesuai dengan kebutuhan.
Kebutuhan di sini berarti keadaan jemaat yang menerima cerita/ ajaran. Cerita tersebut dibuat untuk mengajar umat. Lama kelamaan, seiring dikenalnya tulisan, cerita-cerita itu mulai dituliskan. Ajaran-ajaran para nabi mulai dituliskan. Menurut beberapa ahli proses penulisan itu dilakukan sekitar abad ke X sebelum masehi tepatnya pada masa peme-rintahan Raja Daud. Pada waktu itu kerajaan makmur dan suasana masyaakat tenang sehingga memungkinkan orang untuk membuat banyak tulisan.
Proses penyusunan Kitab Suci, terutama Perjanjian Lama, dilakukan secara maksimal justru ketika mereka berada dalam pembuangan. Perlu diketahui, sesudah pemerintahan Raja Daud, Israel diperintah oleh Salo-mo. Pada masa itu, Israel masih kokoh, namun sesudah Salomo, Israel pecah menjadi dua kerajaan, Yehuda dan Israel. Pada akhirnya kedua kerajaan itu hancur, dan dibuang.
Ketika berada dalam pembuangan, mereka membutuhkan identitas yang bisa digunakan sebagai pegangan. Pegangan yang baik, sesuatu yang sifatnya rohani dan memberi harapan. Maka mereka menyusun kembali sejarah umat Israel, sejarah keselamatan yang dilaksanakan oleh Yahweh. Satu kutiban mazmur bisa memberi gambaran bagaimana keadaan mereka ditanah pembuangan.
Mazmur 137: 1-6
1. Di tepi sungai-sungai Babel, di sanalah kita duduk sambil menangis, apabila kita mengingat Sion.
2. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu, kita menggantungkan kecapi kita.
3. Sebab di sanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang mentiksa kita meminta nyanyian sukacita: “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion!”
4. Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing?
5. Jika aku melupakan engkau, hai Yerusalem, biarlah menajdi kering tangan kananku!
6. Biarlah lidahku melekat pada langit-langitku, jika aku tidak mengingat engkau, jika aku tidak jadikan Yerusalem puncak sukacitaku!
Keadaan yang sulit di tanah pembuangan, memaksa mereka meng-ingat kembali segala kebaikan Tuhan yang pernah mereka terima. Mere-ka mencoba bernostalgia, bahwa mereka pernah memiliki suatu tanah air, memiliki kemerdekaan, pernah memiliki suatu tatanan masyarakat dan keagamaan. Maka mereka mencoba menulis kembali segala ingatanmereka akan sejarah bangsanya.
Kitab-kitab itu ditulis dalam semacam kertas yang terbuat dari gela-gah yang banyak dijumpai di Mesir dan disebut ‘papirus’. Kertas ‘papirus’ itu agak kasar, rapuh dan kaku. Naskah-naskah yang lain menggunakan kulit-kulit (halus) binatang yang disebut perkamen. Buku-buku berbentuk papirus atau perkamen panjang, bisa beberapa meter. Bagian atas dari perkamen itu dibuat jalur-jalur dan ditulisi.
Untuk menyimpan, lembaran-lembaran itu digulung dan dimasukkan di sebuah wadah yang bisa ditutup. Satu kitab bisa terdiri dari beberapa gulungan, tergantung ketebalan kitab tersebut.
1.2.2. Proses Terbentuknya Perjanjian Baru
Proses terbentuknya Perjanjiajn Baru lebih singkat jika dibandingkan dengan Perjanjian Lama. Karangan tertua ditulis sekitar tahun 41 dan yang terakhir sekitar tahun 120.
Harap dicatat bahwa Yesus tidak pernah menulis apa-apa yang bisa disebut sebagai Kitab Suci. Ia pun tidak pernah mendiktekan suatu ajaran yang ahrus dicatat. Ia hanya mengajar dan bersabda, namun Sabda-Nya sangat berwibawa seperti halnya Kitab Suci Perjanjian Lama (yang waktu itu sudah lazim dipakai).
Mula-mula para tasul hanya secara lisan menyebarkan kabat tentang Yesus dan ajaran-Nya. Ajaran saksi-saksi pertama itu (para murid) juga diterima sebagai berwibawa, tidak kalah dengan firman Allah yang tertulis. Ajaran itu disebarluaskan dari mulut ke mulut.
Setelah jemaat Kristen makin berkembang dan membentuk suatu jemaat tersendiri, mereka saling berhubunganmemalui utusan dan surat. Memang pada waktu itu surat sudah laim dipakai sebagai sarana berkomunikasi. Maka tidak mengherankan jika karangan-karangan mengenai jemaat Kristen berbentuk surat.
Lama-kelamaan orang mulai menulis beberapa pokok iman yang terpenting yang selama itu mereka ajarkan yaitu seputar Yesus Kristus yang dibunuh oleh orang yahudi kini bangkit. Ajaran ini dikenals ebagai kisah sengsara dan kebangkitan. Ajaran yang pokok itu mulai ditambahi dengan beberapa hal seputar tindakan Yesus, ajaran-Nya, mumukjizat-Nya dan beberapa hal mengenai Yesus.
Keadaan umat yang terpisah-pisah, yang membuat keadaanmereka berbeda. Kondisi itu membuat para rasul memiliki cara yang berbeda dalam mengajar. Proses pengajaran itu membuat seolah-olah ajaran yangs ama menajdi berbeda. Maka ada empat Injil yang berbeda, atau seolah-olah berbeda,padahal satu ajaran yang sama. Perbedaan itu disebabkan oleh kondisi jemaat yang ebrbeda.
Menjelang akhir abad pertama dan pada awal abad kedua telah menyebar banyak karangan, entah surat atau buku. Tidak semua karangan itu sama bobotnya, maka perlu dipilih dan ditentukan mana yang layak disebut Kitab Suci dan mana yang bukan. Proses itu disebut penyusunan kanon Kitab Suci.
1.3. Kanon Kitab Suci
Kanon KS berarti daftar resmi Kitab Suci. Latar belakang disusunnya kanon Kitab Suci adalah ada banyaknya jumlah kitab yang beredar waktu itu. Tidak mudah menentukan kitab mana yang etrmasuk kanon dan mana yang bukan termasuk kanon. Ada satu pedoman resmi untuk menentukan suatu kitab adalah kanon yaitu: kitab itu mencerminkan iman umat akan Allah.
Maka secara singkat, dasar untuk menentukan suatu kitab termasuk Kitab Suci atau tidak didasarkan kepada isinya. Isi kitab itu harus menjadi ukuran iman kepercayaan serta penghayatannya bagi umat selanjutnya. Iman dan kelakuan mesti diukur oleh karangan-karangan yang jumlahnya terbatas itu.
Proses penentuan kanon Kitab Suci berlangsung lama, antara tahun 120 hingga tahun 400 masehi. Ada beberapa kali usaha menyusun kanon hingga diterima kanon yang baku seperti yang dipakai sekarang ini.
Pertama kali ada kanon Muratori. Sekitar tahun 190, Muratori, seorang tokoh di Roma, menyusun daftar Kitab Suci berdasarkan daftar yang biasa dipakai di roma.
Tahun 254, Origenes menyusun suatu daftar Kitab Suci. Ia menunjukkan kitab mana yang boleh dibaca dan kitab mana yang tidak boleh dibaca. Dalam daftar kitab yang tidakboleh dibaca, atau yang bukan termasuk kitab suci, ada banyak kitab yang sebenarnya laku sekali (disenangi umat).
Tahun 303, Eusebius dari Kaisarea menyususn juga suatu kanon. Ia membuat daftar mana kitab yang termasuk Kitab Suci dan mana yang bukan. Waktu itu jumlah kitab yang umum diterima dan dipakai kurang lebh sama dengan jumlah yang dipakai sekarang.
Tahun 367, Atanasius, pemimpin Gereja Aleksandria menyusun daftar resmi Perjanjian Baru sejumlah 27 kitab (sama dengan yang kita pakai sekarang). Atas jasa Hiorenimus (menterjemahkan seluruh Kitab Suci ke dalam bahasa Latin) kitab suci itu tersebar luas. Tahun 393, dalam pertemuan di Hippo dan tahun 397 di Kartago, daftar yang disusun oleh Athanasius itu ditetapkan sebagai daftar yang resmi.
Daftar yang resmi itu diteguhkan lagi dalam konsili Florence tahun 1441. kemudian menanggapi protes dari Martin Luher, dalam konsili Trente tahun 1546 menetapkan daftar kitab Suci yang sama dengan yang kita paklai sekarang. Daftar itu diperteguh lagi dalam konsili Vatikan I tahun 1870.
1.3.1. Daftar Kitab Suci Perjanjian Lama
1.3.1.1. Protokanonika
Protokanonika adalah daftar Kitab-kitab yang diakui oleh Jemaat Yahudi, Gereja Katolik, Gereja Ortodoks dan Gereja Protestan. Daftarnya adalah sebagai berikut:
No. Nama Kitab No. Nama Kitab No. Nama Kitab
1 Kejadian 14 2 Tawarikh 27 Daniel
2 Keluaran 15 Ezra 28 Hosea
3 Imamat 16 Nehemia 29 Yoel
4 Bilangan 17 Ester 30 Amos
5 Ulangan 18 Ayub 31 Obaja
6 Yosua 19 Mazmur 32 Yunus
7 Hakim-hakim 20 Amsal 33 Mikha
8 Rut 21 Pengkhotbah 34 Nahum
9 1 Samuel 22 Kidung agung 35 Habakuk
10 2 Samuel 23 Yesaya 36 Zefanya
11 1 Raja-raja 24 Yeremia 37 Hagai
12 2 Raja-raja 25 Ratapan 38 Zakharia
13 1 Tawarikh 26 Yehezkiel 39 Maleakhi

1.3.1.2. Deuterokanonika
Deuterokanonika artinya daftar yang kedua. Pada sekitar tahun 100 M, beberapa tokoh Yahudi menetapkan daftar Kitab Sucinya. Mula-mula daftar itu hanya diterima oleh orang Yahudi di Palestina, namun pada akhirnya diterima juga oleh orang-orang Yahudi di luar Palestina. Pada awalnya beberapa kalangan umat kristen juga mengikuti daftar itu, namun pada akhirnya tidak mengikuti. Gereja Katolik tetap mengakui sebagai Kitab Suci beberapa karangan yang berada di luar kanon yang ditetapkan oleh kaum Yahudi. Dan nantinya, umat Katolik menetapkan sendiri kanonnya (daftar resmi Kitab Sucinya).
Sementara itu jemaat reformasi (atau lebih dikenal sebagai Ge-reja Protestan) tetap mengikuti daftar yang dibuat oleh kaum Yahudi. Daf-tar kitab-kitab yang termasuk Deuterokanonika adalah sebagai berikut:
No. Nama Kitab No. Nama Kitab No. Nama Kitab
1 Tobit 4 Kebijaksanaan Salomo 7 Tambahan pada kitab Daniel
2 Yudit 5 Yesus bin Sirakh 8 Kitab 1 Makabe
3 Tambahan pada Kitab Ester 6 Barukh 9 Kitab 2 Makabe

Catatan:
1. Tambahan pada kitab Ester digabungkan dengan Kitab Ester
2. Tambahan pada kitab Daniel digabungkan dengan kitab Daniel.
Maka jumlah kitab pada Kitab Suci perjanjian lama ada 46 kitab.

1.3.2. Daftar Kitab Suci Perjanjian Baru
No. Nama Kitab No. Nama Kitab No. Nama Kitab
1 Injil Matius 10 Efesus 19 Ibrani
2 Injil Markus 11 Filipi 20 Yakobus
3 Injil Lukas 12 Kolose 21 1 Petrus
4 Injil Yohanes 13 1 Tesalonika 22 2 Petrus
5 Kisah para Rasul 14 2 Tesalonika 23 1 Yohanes
6 Roma 15 1 Timoteus 24 2 Yohanes
7 1 Korintus 16 2 Timoteus 25 3 Yohanes
8 2 Korintus 17 Titus 26 Yudas Tadeus
9 Galatia 18 Filemon 27 Wahyu Yohanes
1.3.3. Kitab-kitab Apokrip
Sudah disingung di atas bahwa ketika menyusun suatu daftar Kitab Suci, ada banyak kitab yang tidak dimasukkan dalam daftar. Ala-sannya jelas misalnya: kitab itu hanya dikenal dalam kalangan yang sangat terbatas. Isinya tidak mencerminkan ungkapan iman atau bahkan isinya bertentangan dengan iman umat.
Karangan-karangan itu dikenal dengan kitab apokrip. Apokrip dari bahasa Yunani artinya tersembunyi atau rahasia, namun dalam arti ini apokrip berarti palsu atau gadungan. Maka ketika kita menyebut kitab apokrib berarti kitab palsu atau gadungan. Kitab itu bisa berbetuk injil, surat atau risalat.
Dari sekian banyak kitab yang muncul, baiklah kalau di sini kami singgung 2 kitab. Pertama Injil Barnabas dan kedua Injil Yudas.
Injil Barnabas sebenarnya tidak bisa dimasukkan di sini, namun karena kitab itu beredar di kalangan umat, maka patutlah jika diberi penjelasan. Injil ini mulai muncul antara tahun 1300-1500. Ditulis di Eropa oleh seorang Muslim bekas Kristen. Penulis memakai macam-macam bahan yang diangkat dari mana-mana, sebagian dari Injil-injil Kristen. Maksud karangan itu ialah: Yesus bukan Penyelamat (Mesias / yang di-urapi) dan sudah meramalkan kedatangan Muhammad. Injil itu sebenar-nya tidak ada sangkut pautnya dengan Barnabas sahabat Paulus.
Yang sekarang hangat adalah Injil Yudas. Injil ini muncul karena National Geograpic menemukan dokumen kuno dan mencoba membuat terjemahannya. Kelemahannya, pihak penerbit tidak bersedia menunjuk-kan teks aslinya untuk dipelajari pihak lain. Injil ini memang masuk apo-krip dan patut diperbincangkan.
Injil Yudas muncul dari kelompok Gnostisisme. Kelompok ini menga-gungkan pengetahuan. Bahkan keselamatan manusia tidak ditentukan oleh Yesus Kristus, melainkan oleh pengetahuan manusia. Hal ini jelas bertentangan dengan isi iman Kristen bahwa keselamatan manusia itu berkat wafat dan kebangkitan Yesus.
1.4. Isi Kitab Suci
Penjelasan mengenai isi KS tidak akan membahas seluruh isi KS, namun hanya menguraikan satu-dua pokok pemikiran mengenai isi KS.
1.4.1. KS PL (Kitab Suci Perjanjian Lama)
KSPL dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu; kitab sejarah, kitab puisi dan kitab kenabian. Dasar pembagian ini adalah bentuk keredaksian atau jenis sastranya dan isi kitab tersebut.
1.4.1. 1. Kitab Sejarah
Kitab-kitab sejarah pada umumnya berupa kisah dan cerita. Secara umum dan kasar boleh dikatakan bahwa dalam bagian sejarah ini terkumpul karangan-karangan mengenai sejarah dan hal-ikhwal umat Allah yang lama, bangsa Israel. Ini mulai dari penciptaan dunia dan berlangsung hingga masa pembangunan, dibuang, pembangunan kembali setelah pembuangan di Babel dan kisah di ambang Perjanjian Baru.
* Pentateukh
Pada bagian awal Kitab Suci akan kita jumpai sebuah buku yang cukup tebal. Buku itu diberi judul “Pentateukh”. Ini sebuah kata yunani yang ber-arti lima (sarung / jilid) buku. Orang Yahudi menyebut buku tebal itu seba-gai Torah / taurat Musa. Memang buku tebal itu ada lima jilid. Masing-masing jilid berjudul:
# Kitab Kejadian. Kita itu bercerita tentang kejadian dunia dan awal mula umat Israel.
# Kitab Keluaran: kitab ini mengisahkan hal ikhwal umat Israel waktu mengungsi, melarikan diri dari Mesiur dan mulai mengem-bara di padang gurun. Kecuali itu kita ini memuat sejumlah hukum dan peraturan.
# Kitab Imamat: Kitab ini tidak bercerita, tetapi memuat tata-upa-cara ibadat umat Israel yang ditetapkan oleh Musa waktu umat Israel di padang gurun.
# Kitab Bilangan: Kitab ini melanjutkan kisah perjalanan umat di padang gurun sampai tiba di perbatasan negri Kanaan, Pales-tina. Kitab ini disebut bilangan karena di dalamnya tercantum banyak angka, jumlah dan daftar, semacam buku statistik. Se-lain itu tercantum juga bermcam-macam hukum dan upacara.
# Kitab Ulangan: Kitab ini memuat sejumlah wejangan. Ia mence-ritakan kembali hal ikhwal umat israel di padang gurun dan hu-kum yang waktu itu diumumkan, maka disebut ulangan.
* Kitab Yosua
Kitab ini melanjutkan kisah yang terdapat dalam Pentateukh. Di-ceritakan bagaimana Yosua memimpin umat Israel merebut, menduduki, dan membagi-bagi tanah Kanaan menjadi dua belas bagian, sesuai jumlah suku Israel. Hal ini terjadi karena tanah Kanaan bukanlah tanah kosong, maka ketika Israel masuk, mereka harus merebutnya.
* Kitab Hakim-hakim
Setelah Yosua wafat, tidak ada lagi tokoh sentral seperti Musa atau Yosua. Kitab Hakim-hakim menceritakan bagaimana kea-daan umat Israel pada awal mereka menduduki tanah Kanaan tersebut sepeninggal Yosua. Kadang-kadang ada tokoh yang muncul dan memimpin beberapa suku untuk berperang mela-wan musuh. Tokoh tersebut disebut “Hakim”, yang berarti pe-mimpin atau penguasa. Salah satu tokoh hakim yang terkenal adalah Samson
* Kitab Rut
Kitab yang amat kecil ini merupakan semacam tambahan pada Kitab Hakim dan berisikan suatu cerita pendek mengenai perempuan asal Moab yang bernama Rut. Perempuan ini men-jadi terkenal karena dia adlah nenek moyang raja Daud. (perka-winan Rut dengan Boas menghasilkan Obed. Keturunan Obed bernama Isai, dan Isai adalah ayah dari Daud.)
* Kitab Samuel
Kitab yang satu ini terbagi menajdi dua jilid, Kitab 1 Samuel dan Kitab 2 Samuel. Kitab ini menceritakan bagaimana Israel menjadi suatu kerajaan dan kemudian kerajaan itu menjadi besar di bawah pemerinta-han raja Daud. Tokoh yang pada awal kisah sangat berperan adalah Samuel.
* Kitab Raja-raja
Kitab ini pun terbagi menjadi dua jilid, Kitab 1 Raja-raja dan Kitab 2 Raja-raja. Kitab ini menceritakan berbagai hal mengenai kerajaan Israel selanjutnya setelah raja Daud. Kitab ini juga menceritakan bagaimana akhirnya kerajaan itu pecah menjadi dua kerajaan, Yehuda dan Israel. Pada akhirnya masing-masing kerajaan itu hancur.
* Kitab Tawarikh
Kitab yang satu ini pun terbagi menjadi dua jilid. Kitab ini mencerita-kan kembali seluruh sejarah umat Israel dari awal hingga di masa pembu-angan. Hanya sejarah yang sama itu kadang-kadang diringkaskan, ter-kadang ditambah dengan cerita-cerita yang tidak terdapat dalam kitab yang lain. Ada juga banyak kisah yang tidak diceritakan.
* Kitab Ezra dan Kitab Nehemia
Kitab ini sebenarnya hanya satu saja, namun sudah sejak lama diterima sebagai dau kitab. Kitab Ezra dan Nehemia melanjutkan kisah Tawarikh. Kalau kitab Tawarikh menceritakan bagaimana keadaan umat Israel dalam pembuangan, kitab ini menceritakan kisah umat Israel sete-lah dari pembuangan. Dalam kitab ini diceritakan bagaimana susunan masyarakat dan tata upacara keagamaan mulai dibangun kembali. Tokoh yang sangat berperan adalah Ezra dan Nehemia.


* Kitab 1 Makabe
Kitab ini menceritakan perang kemerdekaan yang dilontarkan oleh umat Israel melawan penindasan penjajah. Akhirnya umat Israel meraih kembali kemerdekaan politik dan agama. Seluruh perang itu dipimpin oleh satu keluarga. Tokoh sentralnya bernama Yudas yang diberi gelkar Makabe.
* Kitab 2 Makabe
Kitab ini bercerita mengenai perang kemerdekaan yang sama. Tetapi ki-sahnya lebih pendek, sebab hanya bercerita mengenai Yiudas Makabe saja.
* Kitab Tobit
Kitab Tobit, juga nanti Ester dan Yudit, tidak bercerita mengenai se-luruh umat Israel, tetapi hanya mengenai satu keluarga saja. Kitab ini ber-cerita mengenai seorang yang bernama Tobit serta anaknya yang berna-ma Tobia. Tobit tertimpa kemalangan, namun anaknya berhasil menikah dengan seorang puteri yang bernama Sara. Lalu seluruh keluarga itu menjadi bahagia kembali.
* Kitab Ester
Kitab ini memuat kisah mengenai seorang perempuan Israel berna-ma Ester. Di negeri Persia, perempuan ini menjadi isteri raja. Kisah Ester menjadi heroik karena ia berhasil menyelamatkan bangsanya yang mau ditumpas oleh bangsa Persia. Orang Israel membalas dengan membu-nuh seluruh musuhnya.
* Kitab Yudit
Kitab ini juga bercerita mengenai seorang perempuan yang bernama Yudit. Ia berhasil menyelamatkan kota Yerusalem dari serangan musuh.
1.4.1.2. Kitab Puisi
Kitab-kitab yang masuk kelompok kitab puisi ini memiliki ciri dan corak yang berbeda dengan kitab-kitab yang lain. Tetapi kebanyakan ka-rangan ini berupa sajak. Kelompok kitab ini biasanya disebut Hikmat Kebijaksanaan. Sebab karangan-karangan itu biasanya berbicara ten-tang hikamat kebijaksanaan manusia, sikap dan kelakuannya, serta ten-tang Hikmat-kebijaksanaan Allah.
* Kitab Ayub
Kitab Ayub merupakan sebuah karya sastra yang sangat bermu-tu tinggi. Ditulis dalam bentuk dialog yang memperbincangkan masalah penderitaan orang yang tak bersalah. Ada lima orang yang berbicara. Mula-mula Ayub berdialog/berdiskusi dan berdebat dengan tiga sahabat-nya, Elifaz, Bildad dan Zofar. Kemuadian seorang tokoh lagi muncul yaitu Elihu. Pada akhirnya Allah sendiri tampak dalam panggung diskusi.
* Kitab Mazmur
Kitab merupakan kumpulan lagu-lagu keagamaan umat Israel, jumlahnya ada 150 lagu. Lagu-lagu itu mirip dengan kumpulan lagu yang dipakai oleh Gereja saat ini, hanya saja tidak ada nada dan catatan musiknya.
* Kitab Amsal
Kitab ini seperti kumpulan kata mutiara, peribahasa dan petuah pendek. Ada juga beberapa wejangan dan sajak yang cukup panjang. Kitab ini berasal dari kalangan ‘bijaksana’ di Israel.
* Kitab Pengkhotbah
Kitab ini berisi renungan tentang nasib malang manusia di dunia. Diselingi berbagai pepatah dan peribahasa.
* Kidung Agung
Kitab ini berisi lagu cinta muda-mudi yang sedang mengahdapi pernikahannya.
* Kitab Kebijaksanaan Salomo
Kitab ini berasal dari orang Israel yang berada di luar negri. Kemungkinan besar Mesir. Isinya berupa wejangan dan renungan ten-tang berbagai masalah, khusunya mengenai kematian orang baik dan nasibnya nanti di alam baka. Selanjutnya, penulis yang disebut sebagai Raja Salomo, merenungkan mengenai sejarah umat Israel yang dipimpin oleh Hikmat Allah.
* Kitab Yesus bin Sirakh
Kitab ini merupakan sekumpulan wejangan, renungan, petuah, dan pepatah Yesus bin Sirakh. Semuanya oleh cucunya diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani.
1.4.1.3. Kitab Para nabi
Kelompok kitab ini merupakan kumpulan nubuat dan khotbah yang dibawakan oleh para nabi Israel.
* Nabi besar
Disebut nabi besar karena kitab-kitabnya cukup tebal. Ada empat yang masuk kelompok ini yaitu:
- Kitab Nabi Yesaya: Kitab ini sebenarnya agak aneh. Jika melihat urutan waktu, tidak mungkin ditulis oleh satu orang. Bahkan sejumlah ahli berpendapat, kitab ini sebenarnya terdiri atas tiga kitab yang berbeda, hanya disatukan karena masing-masing pengarang menulis nama Yesaya.
- Kitab Nabi Yeremia: Kitab ini hanya memuat nubuat dan khotbah nabi Yeremia, tetapi juga banyak berita tentang riwayat hidupnya.
- Kitab Nabi Yehezkiel: Kitab ini mengumpulkan khotbah dan nubuat nabi itu. Tetapi juga berbagai tindakan kenabian nabi Yehezkiel.
- Kitab Nabi Daniel: kitab ini memuat sejumlah cerita mengenai Danie dan sejumlah penglihatan mengenai nasib umat Israel di masa mendatang. Ciri kitab ini agak berbeda jika dibandingakan dengan kitab kenabian yang lain.
* Ratapan
Kitab ini sebenarnya bukan kitab kenabian. Tetapi sekumpulan lagu duka cita yang meratapi kehancuran Yerusalem. Kitab ini ditempat-kan sesudah kitab Nabi Yeremia.
* Barukh
Kitab ini mempersatukan tiga kitab yang berbeda sifatnya. Tetapi semua dijiwai oleh semangat orang Yahudi di perantauan menje-lang zaman perjanjian baru. Pada kitab ini masih ditambah satu karangan lain yaitu surat nabi Yeremia.
* 12 Nabi kecil
Kitab-kitab ini disebut nabi kecil karena memang sangat tipis. Berikut daftar para nabi kecil tersebut: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, habakuk, Zefanya, Hagai, Zakaria, Maleakhi
1.4.2. KSPB
Secara garis besar KS PB bisa dikelompokkan menjadi 4 bagi-an, Injil, Kisah Para Rasul, Surat-surat dan Wahyu Yohanes. Seperti halnya pengelompokan dalam KS PL, pengelompokan dalam KS PB di-dasarkan pada jenis sastra kitab tersebut.
1.4.2.1. Injil
Injil yang diterima Gereja sebagai bagian dari Kitab Suci berjum-lah empat (Injil Matius, Markus, Lukas, Yohanes) . Pada bagian penyusu-nan kanon KS sudah dijelaskan bahwa pada mulanya ada banyak sekali kitab dan ada banyak sekali injil. Gereja memilih dan menentukan bahwa hanya empat saja yang masuk kelompok Kitab Suci.
Karangan injil biasanya berbentuk ceritera. Cerita itu langsung mengenai Yesus selagi hidup di dunia, karya-Nya, wejangan-Nya, serta nasib yang dialami-Nya, sengsara wafat dan bangkit. Semua injil berhenti pada cerita sesudah kebangkitan.
Dalam penyusunan injil-injil dapat kita bedakan tiga tahap:
* Kehidupan dan kegiatan mengajar Yesus. Gereja mengakui dan tetap mempertahankan dengan sangat teguh bahwa keempat Injil yang sifat historisnya diakui tanpa ragu-ragu, dengan setia meneruskan apa yang oleh Yesus Kristus Putera Allah selama hidup-Nya di antara manusia sungguh telah dilakukan dan diajarkan demi keselamatan manusia sampai Ia diangkat ke surga.
* Tradisi lisan. Sesudah kenaikan Yesus ke Surga para Rasul meneruskan kepada para pendengar mereka apa yang dikatakan dan dijalankan oleh Yesus sendiri, dengan pengertian yang lebih penuh.
* Penulisan Injil-injil. Adapaun penulis suci mengarang keempat Injil dengan memilih berbagai dari sekian banyak hal yang telah diturunkan secara lsian atau tertulis, beberapa hal mereka susun secara agak sintesis, atau mereka uraikan berdasarkan keadaan Gereja setem-pat; akhirnya dengan tetap mempertahankan bentuk pewartaan, namun sedemikian rupa, sehingga mereka selalu menyampaikan kepada kita kebenaran yang murni tentang Yesus.
1.4.2.2. Kisah Para Rasul
Karangan yang disebut Kisah Para Rasul berisi kisah dan bebe-rapa wejangan. Ciri coraknya mirip dengan ciri corak keempat injil. Kisah itu mengenai apa yang terjadi setelah Yesus hilang dari panggung dunia. Ditemukan cerita-cerita mengenai munculnya jemaat Kristen pertama, dan perkembangannya hinga kurang lebih selama 30 tahun.
Kisah Para rasul, sesuai dengan namanya memuat cerita-cerita mengenai beberapa rasul, terutama rasul Paulus. Kisah ini berhenti dengan bercerita tentang Paulus dalam tahan di kota Roma.
1.4.2.3. Surat-surat
Setelah Kisah Para Rasul, kita akan menjumpai 21 karangan yang ciri coraknya lain sama sekali. Karangan-karanganitu tidak serupa cerita atau kisah. Karangan itu lebih ebrupa wejangan-wejangan yang bermacam-macam.
Karangan-karangan itu disebut surat. Banyak diantaranya me-mang berbentuk surat, tetapi ada juga yang berbentuk kumpulan petuah. Panjangnya karangan itu berbeda-beda, ada yang sangat panjang misal-nya surat Paulus kepada jemaat di Roma, namun ada yang pendek sekali, misalnya surat kepada Filemon, hanya beberapa alinea (seperti telegram).
Secara umum surat dibagi menjadi dua macam, Surat Paulus dan Surat katolik.
1.4.2.3.1. Surat-surat Paulus
Yang termasuk surat Paulus ada 13 ditambah surat kepada jemaat Ibrani menjadi 14. Semua karangan ini memang berupa surat kecuali surat Ibrani yang lebih berupa khotbah tertulis.
Dalam menyusun daftarnya ada dua pegangan. Pertama surat yang ditujukan kepada jemaat disusun lebih dahulu. Cara mengurutkan suratnya pun berdasarkan ketebalannya, yang paling tebal di depan, meskipun dikirimkan terakhir.
Setelah surat kepada jemaat, menyusul surat-surat yang ditulis kepada tokoh-tokoh jemaat. Penyusunannya pun berdasarkan panjang dan pendeknya.
Surat-surat Paulus pun biasanya masih dibeda-bedakan. Perta-ma surat Paulus yang besar: Roma, 1 Korintus, 2 Korintus, Galatia. Kedua surat-surat dari penjara, karena memang dikirim dari penjara: Efe-sus, Filipi, Kolose, Filemon. Ketiga surat-surat pastoral, karena bersifat penggembalaan: 1 Timoteus, 2 Timoteus, Titus.
Bagian terakhir ditempatkan surat Ibrani. Ditempatkan pada bagian akhir agar tidak menggangu urutan surat paulus.
1.4.2.3.2. Surat-surat Katolik
Setelah surat Paulus terdapat 7 surat (Yakobus, 1 Petrus, 2 Pe-trus, 1 Yohanes, 2 Yohanes, 3 Yohanes, Yudas Tadeus). Jenisnya berbe-da berdasarkan isinya. Surat ini sebenarnya bukan khusus untuk Gereja Katolik, maka disebut katolik. Arti katolik itu umum, jadi surat itu bersifat umum. Surat-surat itu juga tidak ditujukan kepada jemaat tertentu atau tokoh terntentu. Maka judul suratnya terttulus si pengirim surat.
1.4.2.4. Kitab Wahyu Yohanes
Karangan terakhir dalam Kitab Suci ini berbeda lagi sifatnya. Ka-rangan ini berupa surat namun sebenarnya kitab itu adalah serangkaian penglihatan yang mengenai hal ikhwal umat kristen dan dunia seluruh-nya. Perbedaan kitab ini dengan kitab yang lain adalah: Kitab ini terarah ke masa depan, masa terakhir, sedangkan kitab yang lain lebih pada ma-sa lampau dan masa sekarang, yaitu saat kitab itu ditulis.
1.5. Tokoh-tokoh Kitab Suci
Dalam Kitab Suci ada ratusan tokoh yang disebut dan diceritakan. Tidak mungkin membahas kisah mereka semua, bahkan menyebutkan nama mereka satu-persatu pun sepertinya susah. Maka kami membatasi diri pada beberapa tokoh yang sentral. Pada bagian inia da tokoh yang tertera dalam tanda kurung. Tokoh itu tidak dijelaskan siapa mereka, dan itu menjadi tugas siswa untuk menceri tahu siapa mereka.
1.5.1. Tokoh Perjanjian Lama
1.5.1.1. Musa
1.5.1.1.1. Gambarannya
Musa adalah salah satu tokoh kunci dalam PL. Tidak ada tokoh KS PL yang digambarkan begitu terperinci seperti Musa, mulai kelahirannya sampaui dengan kematiannya.
Menurut cerita-cerita, Musa lahir di Mesir. Di sana ia dididik di istana sebagai anak angkat puteri raja. Ia menikah dengan seorang wanita dari kalangan atas di Mesir, puteri seorang imam yang besar kekuasaannya.
Setelah dewasa, yakni 40 tahun, Musa terpakasa melarikan diri ke luar negri karena membunuh seorang pejabat tinggi di Mesir. Di luar negri Musa bertemu dengan Tuhan. Di suatu padang pasir, Tuhan menyatakan diri-Nya, menyebutkan nama-Nya. Bukan hanya itu, Tuhan memberi tugas kepada Musa untuk membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir.
Dengan tindakan yang hebat dan ajaib, Musa berhasil memaksa raja Mesir melepaskan bangsa Israel dari negerinya. Selama 40 tahun Musa membawa umat Israel di padang gurun dan mengatsi banyak sekali masalah. Musa menajdi seorang pemimpin sipil sekaligus militer, pembuat hukum, pencipta agama dan pengatur ibadat.
Musa menjadi perantara antara Allah dan umat Israel, terutama perantara perjanjian antara Allah dan manusia yang dibuat di gunung Sinai. Akhirnya Musa mengahntar bangsa Israel sampai ke perbatasan tanah terjanji, sedangakn ia sendiri tidak masuk ke dalamnya.
1.5.1.1.2. Kenyataannya
Kebanyakan cerita mengenai Musa dibuat ratusan tahun sesudah Musa wafat. Jika ahli sejarah meneliti kebenaran mengenai riwayat Musa, maka tidak banyak data yang bisa diperoleh.
Namun yang pasti dan terjamin adalah: pada awal sejarah umat Israel ada tokoh yang bernama Musa. Tokoh itu menajdi jiwa dan penyemangat bangsa. Ia mengantar sejumlah suku yang masih berkerabat untuk keluar dari Mesir. Ia berhasil mempersatukan suku-suku tersebutdalam kepercayaan kepada satu Allah. Ia memberi suku-suku itu suatu agama yang tahan uji dan mengganti semua agama masing-masing suku. Ia pun memberi suku-suku itu suatu tatanan hukum dan tata masyarakat yang sederhana, tetapi kuat dan sehat. Kelompok suku-suku itu menjadi pangkal bangsa Israel.
1.5.1.2. Daud
1.5.1.2.1. Kenyataannya
Daud adalah raja Israel menggantikan raja sebelumnya, Saul. Sebelum menjadi raja, Daud adalah pegawai Saul. Karena kelebihannya, Daud sangat populer di hati rakyat. Secara militer, sebenarnya Daud memiliki taktik yang licin, meskipun tetap bijaksana. Ketika terjadi perselisihan dengan Saul, ia melarikan diri ke negri Filistin, musuh orang Israel. Tetapi ketika Filistin berhadapan dengan Israel, ia tidak mau ikut bertempur. Hal ini membuat rakyat bagian selatan, Yehuda semakin mencintai Daud.
Setelah kematian raja Saul, rakyat bagian selatan memilih Daud sebagai raja. Sedangkan rakyat bagian utara memiliki raja yang lain yaitu putera Saul. Tetapi putera Saul itu kurang cakap. Ia berusaha merebut daerah selatan juga, tetapi gagal. Bahkan salah satu asistennya berlaku curang dan membunuhnya.
Setelah putera Saul terbunuh, rakyat bagian utara juga memilih Daud sebagai raja, dengan begitu kedua bagian kerajaan telah dipersatukan. Agar persatuan itu menjadi kokoh, Daud memindahkan ibu kota kerajaan ke Yerusalem dan memindahkan Tabut Perjanjian ke Yerusalem juga. Dengan demikian, ibu kota kerajaan menjadi pusat pemerintahan dan pusat keagamaan.
Daud menjadi semakin termasyur setelah ia berhasil menaklukkan beberapa negara di sekitarnya, bahkan kekuasaan bangsa Filistin, yang menajdi musuh utama bangsa Israel dikalahkan juga. Kemakmuran rakyat terjamin, begitulah negara Israel, meskipun kecil tetapi kokoh.
Pada akhir hidupnya, Daud mengalami banyak kesulitan. Anak-anaknya mulai memperebutkab kekuasaannya. Bahkan anak sulungnya Absalom berontak setelah didukung suku-suku bagian utara. Akhirnya pemberontakan itu bisa dipadamkan. Daud mengangkat penggantinya sendiri yaitu Salomo.
1.5.1.2.2. Gambarannya
Daud adalah tokoh besar yang menegakkan kerajaan Israel. Ia menjadi raja seperti yang diidam-idamkan rakyat. Maka ia begitu memikat hati rakyat.
Dengan semangat dan rasa kagum diceritakan bagaimana ia menajdi raja. Uamt tidak segan mempertalikan Daud denga tokoh kepahlawanan, yang mungkin tidak dilakukan oleh Daud. Bahkan ia disebut sebagai perancang kerajaan Israel, ini berkenaan dengan pem-bangunan Bait Allah. Daud juga digambarkan sebagai perancang dan pengatur ibadah di Bait Allah.
Raja daud tentunya seorang yang beragama, tetapi oleh rakyat disebut sebagai pilihan Tuhan. Dialah penegak perjanjian Allah dengan umat-Nya. Dalam keadaan baru, Daud menyesuaikan perjanjian dengan kenyataannya. Perjanjian Allah dengan umat diperinci menajdi perjanjian antara Allah dengan Daud dan keturunannya.
Daud juga menjadi ukuran bagi semua raja yang menggantikannya. Mereka dinilai atas dasar kesamaannya dengan Daud. Apabila seorang raja menyeleweng dari ukuran dan teladan itu, ia dikecam. Manakal mendekati cita-cita itu mereka dipiuji.
1.5.1.3. (Mesias, Abraham, Elia, Rut, Salomo, Yeremia, Yunus, Keledai Bileam, Samuel, Saul, Samson, Ayub, Yudas Makabe, Yonatan, Perez, Tamar, Yakub, Yusuf, Ishak, Esau, Yudit, Ester, Abra-ham, Lot, Elisa, Amos, Hosea)
1.5.2. Tokoh Perjanjian Baru
1.5.2.1. Yesus
Segala penjelasan mengenai Yesus akan kita bahas dalam bab 2.
1.5.2.2. Paulus
Semua tokoh yang berperan dalam Perjanjian Baru dan dalam perkembangan jemaat Kristen perdana tidak ada yang sehebat Paulus. Bahkan dalam perkembangan kekristenan berikutnya, Pauluslah yang paling berpengaruh di samping Yesus.
Paulus adalah seorang Yahudi asli, meskipun berasal dari keluarga Yahudi diaspora, artinya orang perantauan. Namun ia adalah seorang yang fanatik. Dia dari kelompok Farisi, kemudian ia belajar Kitab Suci dan agama Yahudi dari Gamaliel, seorang guru ternama. Karena merasa Yahudi tulen, ia terlibat dalam usaha pengejaran jemaat Kristen perdana, bahkan ia terlibat dalam pembunuhan Stefanus.
Paulus lahir di Tarsus, di daerah Kilikia, Asia Depan. Daerah itu merupakan pusat kebudayaan Yunani. Sebagai seorang diaspora, ia memiliki dua nama, Nama Yahudi adalah Saul dan nama Yunani adalah Paulus. Mungkin biar dekat Saulus dengan Paulus. Maka tidak menghe-rankan kalau penguasaan bahasa Yunaninya bagus dan pola pikirnya sangat dipengaruhi pola pikir Yunani. Hal ini nanti nampak dalam surat-suratnya yang sangat terbuka terhadap kebudayaan Yunani.
Paulus yang fanatik itu mendadak berubah haluan berubah dari Yahudi menjadi Kristen. Ia sendiri memahami peristiwa itu sebagai cam-pur tangan Tuhan. Pertobatan Paulus terjadi di kota Damsyik. Di sana ia mengakui Yesus Kristus sebagai Anak Allah yang hidup.
Pertobatan itu oleh Paulus diartikan sebagai perutusan, maka setelah pertobatannya ia menjadi pewarta Injil di kota Damsyik (dan Arabia) selama 3 tahun. Yang menarik dari pewartaan Paulus ialah, ia langsung menghubungi orang-orang yang bukan Yahudi. Ia mewartakan Yesus kepada orang ‘luar’.
Sesudah 3 tahun, Paulus mengunjungi tokoh jemaat di Yerusa-lem. Di sana ia bertemu dengan Petrus dan Yakobus untuk mempertang-gung-jawabkan segala pengajarannya. Kemudian ia melakukan banyak perjalanan untuk memberitakan Injil. Ada tiga perjalanan yang sangat terkenal.
Pada masa akhir hidupnya ia habiskan di penjara. Ketika meng-adakan kunjungan kembali ke Yerusalem ia ditangkap dan dipenjara. Ketika berada di Roma, ia memiliki niat untuk pergi ke Spanyol. Tidak ada yang tahu pasti apakah niatnya itu terlaksana. Kemungkinan besar ia mati dipenggal di kota Roma.
Tidak ada tokoh yang dapat dibandingkan dengan Paulus. Meski demikian ia tidak pernah menyombongkan diri. Ia menyadari betul kele-mahannya. Motto hidup yang ia pegang, membuatnya mampu bertahan: “Aku telah disalibkan dengan Kristus. Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku” (Gal 2:19-20).
Secara garis besar riwayat Paulus bila ditulis dalam kerangka waktu bisa digambarkan sebagai berikut:
Th. 5 -10 M, lahir
Th. 33 M, masuk Kristen
Th. 36 M, pergi ke Yerusalem
Th. 36-41 M, berkarya di Siria (Anthiokia), Kilikia, Galatia, Makedonia, Korintus
Th. 48 M, pergi ke Anthiokia, Siria
Th. 49 M, ikut sidang jemaat di Yerusalem dengan Petrus, Yakobus dan Yohanes
Th. 49-51 M, tinggal di Efesus
Th. 51-53 M, tinggal di kota Korintus
Th. 54-56 M, pernah tinggal di Yunani, di kota Korintus
Th. 57-62 M, di Yerusalem, Kaisarea dan di Roma dalam tahanan.
1.5.2.3. (Maria ibu Yesus, Yohanes, Petrus, Matius, Lukas, Barnabas, Filipus, Marta, Maria saudari Marta, Maria dari Magdala)
1.6. Teologi Kitab Suci
1.6.1. Kristus Satu-satunya Sabda KS
Untuk mewahyukan diri kepada manusia, Allah berbicara kepada manusia dengan bahasa manusiawi. Melalui Kata-kata KS, Allah hanya mengatakan satu kata: Sabda-Nya yang tunggal, dan dalam Dia Ia mengungkapkan Diri seutuhnya. (Ibr 1:1-3). Gereja menghormati Kitab-Kitab Suci sama seperti Tubuh Kristus sendiri. Di dalam Kitab Suci Gereja mendapatkan makanannya dan kekuatannya.
1.6.2. Inspirasi dan Kebenaran kitab Suci
Allah adalah penyebab Kitab Suci (mis; Yoh 20:31). Allah memberi inspirasi kepada manusia penulis Kitab Suci. Tentu manusia yang dipilih oleh Allah adalah manusia yang cakap dan memiliki kemampuan yang cukup. Mereka adalah orang-orang yang bisa membca kehendak Allah dalam hidup mereka dan merefleksikan iman mereka.
Kitab-kitab yang diinspirasi mengajarkan kebenaran. Maka apa yang tertulis dalam Kitab Suci harus kita lihat dan kita pandang sebagai dari Roh Kudus, meski ditulis oleh manusia.
Catatan:
Iman Kristen bukanlah satu “Agama buku”, agama Kristen adalah agama “Sabda Allah”, bukan sabda yang ditulis dan bisu, melainkan Sabda yang menjadi manusia dan hidup.
1.6.3. Roh Kudus adalah Penafsir Kitab Suci
Di dalam Kitab Suci Allah berbicara kepada manusia melalui bahasa manusia. Penafsir Kitab Suci harus menyelidiki dengan teliti, agar melihat apa yang sebenarnya hendak dinyatakan oleh para penulis suci itu, dan apa yang hendak diwahyukan Allah melalui kata-kata mereka.
Untuk melacak apa yang dikehendaki para penulis suci, baik jika memperhatikan situasi zaman dan kebudayaan penulis, meliputi jenis sastra, cara berpikir, berbicara dan bercerita pada waktu Kitab Suci ditulis. Memahami latar belakang kebudayaan penulis saja tidak cukup. Orang harus terbuka dengankehendak Allah dan bimbingan Roh Kudus.
Ada kriteria bagi penafsir agar sesuai dengankehendak Roh:
1. memperhatikan dengan saksama “isi dan kesatuan seluruh Kitab Suci”
2. membaca Kitab Suci dalam terang tradisi hidup seluruh Gereja.
3. memperhatikan analogi iman. (Rm 12:6)
1.6.4. Arti Ganda Kitab Suci
Arti KS selalu bersifat ganda : harafiah dan rohani. Arti harafiah adalah arti yang dicantumkan oleh kata-kata Kitab Suci. Arti rohani, yang tertulis merupakan tanda.
1. Arti alegoris, kita bisa memperoleh pengertian yang lebih mendalam dari kejadian yang tertulis. Misal penyebrangan laut Merah adalah tanda kemenagan Kristus dan dengan demikian tanda Baptisan(1kor 10:2)
2. Arti moral, kejadian yang dibicarakan dalam KS mengajak kita untuk melakukan yang baik. Yang tertulis adalah contoh bagi kita untuk berbuat dan bertindak(Ibr 3:1-4)
3. Arti anagogis, kita dapat melihat kenyataan dan kejadian dalam artinya yang abadi. Apa yang terjadi di bumi selalu dikaitkan dnegan apa yanga da di surga. Misal Gereja di bumia dlah lambang Yerusalem surgawi (Why 21:1-22)















KD II.
Yesus Kristus dan Karya Penyelamatan-Nya
2.1. Aku Percaya akan Yesus Kristus
Iman kepercayaan orang katolik tertuang dalam syahadat (aku percaya). Dalam syahadat tersebut, baik yang singkat maupun yang panjang terdiri atas tiga bagian: (1) Aku percaya akan (satu) Allah (2) Dan akan (satu Tuhan) Yesus Kristus (3) Aku percaya akan Roh Kudus.
Dari tiga bagian itu kita hanya akan melihat satu bagian saja, yaitu Aku percaya akan (satu Tuhan) Yesus Kristus.
2.1.1. Sumber mengenal Yesus Kristus
Ada dua sumber utama untuk mengenal Yesus, yaitu Tradisi dan Kitab Suci.
2.1.1.1. Tradisi
Tradisi yang dimaksudkan di sini berbeda dengan pengertian tradisi pada umumnya. Untuk membedakan, huruf T dalam Tradisi yang dimak-sudkan dalam Gereja Katolik ditulis menggunakan huruf (kapital = T). Sedang-kan huruf T dalam kata tradisi yang digunakan kebanyakan ditulis dengan huruf kecil (t).
Tradisi adalah proses komunikasi iman dari satu angkatan kepada angkatan berikut dan di antara orang sezaman. Tradisi berarti penyerahan, penerusan, dan komunikasi terus menerus. Tradisi
2.1.1.2. Kitab Suci
Penjelasan mengenai Kitab Suci telah kita bahas dalam bab pertama, di sini kami tidak akan mengulang lagi.
2.1.2. Asal Usul Yesus
Pemahaman mengenai asal-usul Yesus hanya kami ambil dari Kitab Suci. Apakah ada sumber lain selain dari Kitab Suci, kami tidak memahaminya. Mungkin ada, hanya saja kami berlandaskan pada Kitab Suci saja. Kisah kelahiran Yesus yang lengkap dapat kita temukan dalam Injil Lukas dan Injil Matius.
Gambaran mengenai peristiwa seputar kelahiran Yesus dalam Injil Lukas bab 1 dan bab 2 bisa dijelaskan dalam beberapa point. Ada sekelompok gembala yang datang ( Luk 2:8-20), Penyunatan dan penyerahan yesus di Kenisah (Luk 2:21-40), Yesus yang pada umur 12 tahun tinggal di kenisah (Luk 2: 41-52)
Sedangkan Matius menceritakan kunjungan para sarjana dari Timur (Mat 2:1-12), pengungsian ke Mesir (Mat 2:13-15.19-23), dan pembunuhankanak-kanak di Yerusalem.
Meskipun ada sedikit perbedaan, Matius dan Lukas tidak ingin memberi informasi yang abru, melainkan mencoba menerangkan (dalam bentuk cerita) misteri Kristus sebagai manusia adalah Anak Allah.
Dari pemberitaan Matius dan Lukas ada lima bagian yang kurang lebih sama:
(1). Maria, ibu Yesus, adalah seorang perawan. (Mat 1:18.24-25; Luk 1:27.34; 2:4-7)
(2). Maria menerima kabar dari malaikat mengenai anak yang akan dilahirkannya (Mat 1:20-21; Luk 1:28-30).
(3). Maria akan mengandung karena Roh Kudus (Mat 1:18; Luk 1:35).
(4). Yusuf yanga dalah keturunan Daud (Mat 1:16.20; Luk 1:27; 2:4), tidak tahu mengenai hal itu (Mat 1:18-25; Luk 1:34)
(5). Anak yang akan lahir harus diberi nama Yesus (Mat 1:21; Luk 1:31), sebab Ia penyelamat (Mat 1:21; Luk2:11), anak Daud (Mat1:1; Luk 1:32)
Di Samping itu ada beberapa catatan lain. Yesus lahir di Betlehem; sesudah itu Maris dan Yosef menetap di Nazaret. Hal itu terjadi pada zaman raja Herodes. Kisah-kisah itu ditulis guna menjealskan bahwa Yesus itu sungguh Allah dan sungguh manusia, Anak Allah dan anak Maria.
Data yang kita peroleh ini menunjukkan bahwa Yesus itu memang sungguh manusia dan sungguh Allah. Sebagai manusia kita tahu dari mana Ia berasal, namun sebagai Allah tidak banyak yang tahu dari mana Ia berasal. Sesungguhnya Yesus berasal dari Bapa.
2.1.3. Peristiwa yang Menyatakan Keistimewaan Yesus
Menurut kesaksian Injil penampilan Yesus mengejutkan. “Bukankah ia ini tukang kayu, anak Maria, suadara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan Mukjizat-mukjizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?” (Mrk 6:2-3). Orang merasa heran akan ajaran yesus dan juga akan perbuatan-Nya.
2.1.3.1. Yesus Pembawa Berita Gembira
Sebelum Injil ditulis, pertama-tama sudah diwartakan oleh Yesus. Yesus mewartakan Injil (kabar gembira) mengenai Kerajaan Allah yang akan datang dengan segera.
Kegembiraan lain yang dibawa oleh Yesus adalah mukjizat. Mukjizat Yesus adalah pewartaan nyata bahwa Kerajaan Allah sudah datang. Memang harus dipahami bahwa mukjizat bukanlkah bukti untuk mendukung pewartaan Yesus. Sebab ketika kaum Farisi meminta Yesus menunjukkan bukti, Yesus tidak mau. Yesus juga tidak pernah membuat mukjizat demi diri-Nya. Mukjizat itu tanda Kerajaan Allah, bukan bukti yang ahrus mendasari wibawa Yesus.
Kerapkali dalam membuat mukjizat, Yesus senantiasa memandang iman orang yang bersangkutan. Yesus mengajak orang beriman, supaya percaya akan kebaikan Allah. Segala sesuatu mungkin bagi Allah, segala sesuatu mungkin bagi orang yang percaya.
2.1.3.2. Penyerahan kepada Bapa
Yesus adalah sosok yang setia dengan tugas yang diemban-Nya. Yesus taat sampai wafat di salib. Di salib pun Yesus tetap mempertahankan kesatuan-Nya dengan Allah dan taat kepada tugas yang diberikan kepda-Nya sampai selesai. Dalam saat yang mencekam itu Ia memperlihatkan pokok kehidupan-Nya, yaitu penyerahan total kepada Allah.
Bentuk penyerahan itu oleh penginjil ditulis berbeda.Dalam Injil Matius dan Markus ditulis “Allah-Ku, Allah-Ku mengapa .engkau meninggalkan Aku?”. Dalam Lukas tertulis,”Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawa-Ku”. Sementara itu dalam Yohanes tertulis, “Selesailah sudah!”.
2.1.3.3. Menyebut Allah “Abba”
Hubungan istimewa Yesus dengan Bapa tereungkapd alam sebutan Abba yang berarti Bapa tercinta. Hal ini menunjukkan hubungan yang mesra antara Yesus dengan Bapa. Kata itu menunjukkan hubungan yang mendalam antara Yesus dengan Bapa, bahkan seluruh penampilan Yesus menunjukkan hubungan yang mesra itu.
2.1.3.4. Kebangkitan
Kebangkiktan tidak hanya berarti bahwa “Allah melepaskan Dia dari sengsara maut” (Kis 2:24). Dengan kebangkitan Allah sangat meninggikan Yesus, bahkan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama (Flp 2:9).
2.1.3.5. Menyebut Diri-Nya Utusan Allah
Mengakui Yesus sebagai Anak Allah berarti mengakui Yesus sebagai utusan Allah. Dalam Injil Yohanes banyak kita temukan teks mengenai yesus sebagai utusan Allah. Misalanya bab 3:17, “ Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia. Dalam injil Yohanes ditonjolkan pengguanaan sebuatn Anak untuk Yesus, hal ini mau menjealskan bahwa Yesus memiliki hubungan pribadi dengan Allah yang mengutus-Nya.
2.1.3.6. Disebut Anak Allah yang Mahatinggi
Tindakan Yesus, terutama mukjizat-mukjizat-Nya menakjubkan. Bahnyak orang terkagum-kagum dengan tindakan Yesus. Berbagai ungkapan dimunculkan untuk menunjukkan kekaguman itu, misalnya: “Yang begini belum perbah kita lihat.” ; “siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya”. Dll. Dari rasa kagum dan heran inilah mereka menulis mengenai Yesus yang datang dari Allah.
Yesus disebut Anak Allah karena menghubungkan kita dengan Allah, karena menjadi pengantara kita dengan Allah. Yesus merupakan titik temu antara manusia dengan Allah.
2.1.3.7. Hubungan Yesus dengan Allah
Antara Yesus dengan Allah terdapat hubungan yang unik. Ini adalah rahasia iman kita, namun baiklah kalau kita mencoba sedikit men-jelaskan itu. Yesus dan Allah itu berbeda namun juga sama. Jelas bahwa Yesus Kristus itu adalah Allah dan manusia (100% Allah dan 100% manusia.
Ke-Allahan Yesus sama dengan Allah Bapa. Sebagai manusia, Yesus bersatu padu dengan seluruh umat manusia keturunan Adam. Sebagai Allah Ia bersatu padu dengan Allah Bapa.
Allah ada dalam diri-Nya bukan untuk dimiliki sendiri melainkan untuk dipertemukan dengan semua orang. Ia sungguh Allah untuk manusia.
2.1.3.8. Kesimpulan
Sebagai kesimpulan dapat dijelaskan di sini bahwa memahami Yesus tidak cukup jika hanya melihat-Nya sebagai manusia atau sebagai Allah saja. Yesus harus dilihat dalam kesempurnaan sebagai manusia dan sebagai Allah. Yesus sungguh manusia dan sungguh Allah.
2.2. Yesus Memaklumkan Kerajaan Allah
Dalam syahadat memang hampir tidak disinggung mengenai pewartaan dan perbuatan Yesus, padahal Injil penuh dengan pewartaan dan perbuatan-Nya, yang merupakan “Kabar Baik” untuk umat manusia.
Kita tidak akan jauh melangkah untuk melihat banyak hal mengenai pengajran Yesus. Kita maumencoba melihat situasi zaman Yesus, supaya kita bisa menyadari hubungan warta dan tindakan-Nya. Sebab pewartaan yesus tidak bisa dilepaskan dari situasi yanga da di daerahnya (konteksnya).
2.2.1. Situasi Zaman Yesus
2.2.1.1. Latar Belakang Geografis
Secara geografis, Palestina dibagi dalam dua daerah yang sangat berbeda. Daerah pertama adalah Yudea. Daerah ini merupakan daerah pegunungan yang terletak di sekitar Yerusalem dan Bait Allah. Lahan daerah ini gersang dan kering. Di sini dibudidayakan buah zaitun. Juga ada peternakan kambing dan domba.
Daerah lain adalah Galilea. Daerah ini adalah bentangan subur yang sangat baik untuk pertanian jagung dan peternakan. Di daerah ini ada rute perdagangan dari Damsyik ke laut dan dari Damsyik ke Yerusalem. Para pedagang memiliki pengaruh yang besar di daerah ini, maka tidak mengherankan jika di sini banyak penduduk berdarah campuran, yang oleh orang yahudi dibenci. Di sepanjang pantai dan danau terdapat nelayan. Danau Galilea merupakan salah satu sumber hidup bagi masyarakat.
Singkatnya, dipandang dari sudut geografis sosial terdapat perbedaan yang mencolok antara desa-desa yang berswasembada di daerah Galilea dengan kota-kota yang telah berkembang di Yudea, terutama Yerusalem, yang telah menyerap banyak tenaga kerja.
2.2.1.2. Latar Belakang politik
Dalam sejarahnya, Israel hampir selalu jatuh ke tangan bangsa lain. Setelah masa pembuangan bangsa Israel di Babilonia, enam abad sebelum Yesus, Palestina tunduk pada kekaisaran Persia, Yunani dan Romawi.
Secara internal, Palestina dipimpin oleh raja yang sebenarnya adalah boneka penguasa Romawi. Selain pejabat boneka tadi, masih ada golongan kaya pemilik tanah dan golongan pemimpin keagamaan yang suka menindas rakyat. Golongan-golongan ini suka memihak penjajah agar tidak kehilangan kedudukannya.
Struktur kekuasaan itu bisa digambarkan dengan piramida. Puncak kekuasaan politik adalah prokurator Yudea (semacam gubernur), ia harus seorang Romawi. Ia berwenang menunjuk imam agung. Di Yudea, posisi Imam Agung sekaligus sebagai raja wilayah. Di Galilea, raja dipimpin oleh Herodes Antipas, boneka Romawi.
Roma mengendalikan perekonomian, karena Roma memiliki kekuasaan untuk mencabut hak milik. Maka para aristokrat/pemilik modal lebih suka bekerjasama dengan Roma.
Selain itu ada pejabat-pejabat yang dipilih oleh Roma untuk urusan mengumpulkan pajak. Mereka biasanya bukan orang Yahudi, bisa orang Roma, bisa orang Siria atau Palestina yang bukan Yahudi.
Keadaan ini sungguh menekan rakyat. Maka tidak mengheran-kan jika sering terjadi pemberontakan. Golongan yang getol memperju-angkan kemerdekaan adalah golongan Zelot di Galilea. Namun pemberontakan itu kerapkali mudah dipadamkan.
2.2.1.3. Latar Belakang Ekonomi
Penduduk Palestina pada zaman Yesus diperkirankan kurang lebih 500.000 jiwa dan penduduk Yerusalem 300.000 jiwa. Maka membicarakan keadaan ekonomi harus dibedakan keadan di kota dan di desa.
Penduduk desa umumnya memiliki lahan kecil pertanian. Seba-gian besar tanah dikuasai oleh tuan tanah yang tinggal di kota. Lahan pertanian yang luas di Galilea dipergunakan untuk pertanian jagung dan peternakan. Di Yudea yang lebih kering digunakan untuk pertanian zaitun dan ternak kambing domba yang juga dikelola oleh tuan tanha yang tinggal di kota. Rakyat kebanyakan menjadi penggarap atau gembala. Selain petani penggarap dan gembala, amsih ada kelompok pengrajin kecil yang mengadakan perdagangan dengan sistim barter.
Di perkotaan terdapat tiga sektor perekonomian. Pertama para pengrajin tekstil, makanan, wangi-wangian dan perhiasan. Kedua mereka yang bekerja di bidang konstruksi dlam rangka pembangunan Bait Allah, istana-istana para aaritokrat danperumahan. Diperkirakan sekitar tahun 60 SM ada 18.000 buruh bangunan di Yerusalem. Ketiga para pedagang. Para pedagang besar memiliki budak dan memperjualbelikan kebutuhan baku dan hasil pertanian.
Sebagian besar penduduk Palestina adalah rakyat kecil yang keadaan ekonominya cukup aprah. Dalam situasi yang parah itu mereka masih dibebani oleh berbagai macam pajak. Konon pajak dan pungutan rakyat mencapai 40% dari pendapatan rakyat.
2.2.1.4. Latar Belakang Sosial
Masyarakat Palestina terbagio dalam kelas-kelas. Di daerah pedesaan terdapat tiga keals atau kelompok sosial. Tuan tanah besar, kebanyakan mereka tidak tinggal di lahan mereka, pemilik tanah kecil dan pengrajin, kaum buruh dan budak.
Di daerah perkotaan juga terdapat tiga lapisan masyarakat. Lapisan atas adalah kaum Aristokrat termasuk di dalamnya adalah Imam Agung, pedagang-pedagang besar dan pejabat-pejabat tinggi. Lapisana kedua adalah pengrajin, pejabat-pejabat rendahan, awam atau imam dan kaum Levi. Lapisan ketiga adalah para buruh
Selain kelas-kelas sosial di atas, pada masyarakat Palestina waktu itu terdapat diskriminasi antara lain:
• Diskriminasi rasial (atau Kasta). Yang dianggap sepenuhnya orang israel adalah keturunan Abraham. Maka orang-orang Yahudi Galilea selalu dihina karena berdarah campuran. Orang Samaria juga tidak dianggap karena percampuran Yahudi kafir.
• Diskriminasi seksual. Pada zaman Yesus, orang-orang yahudi berpendapat bahwa bahwa nafsu seksual tidak dapat dikendali-kan maka mereka berusaha melindungi kesusilaan dengan mengucilkan perempuan, anggapan mereka perempuan itu sumber nafsu. Kaum perempuan tidak bisa ikut dalam kehidu-pan bermasyarakat dan harus tinggal di rumah. Dalam keaga-maan kedudukan perempaun setara dengan budak dan kafir dan anak-anak yang belum dewasa. Kaumperempuan dianggap sebagai saksi yang tidak bisa dipercaya dan tidak bisa menun-jukkan bukti di pengadilan. Dalam perkawinanpun hak perem-puan sangat terbatas. Berbicara dengan perempuan di jalan itu dianggap tidak pantas.
• Diskriminasi dalam pekerjaan. Ada anggapan bahwa pemilik toko dan para dokter dianggap tidak jujur. Para pedagang dianggap tidak jujur karena mengambil laba, bahkan mereka juga dianggap tidak sehat. Para dokter atau tabib dianggap tidak baik karena bersentuhan dengan wanita yang bukan istrinya. Para rentenir dianggap berdosa dan tidak bisa menjadi saksi dalam pengadilan, apalagi jika pekerjaan mereka mengahruskan bertemud enganorang asing (kafir).
• Diskriminasi terhadap anak-anak. Menurut hukum agama Yahudi, anak-anak dianggap tuna rungu dan tuna wicara, cacat mental dan di bawah umur. Mereka dikelompokkan sama dengan kaum perempuan, budak kafir, orang lumpuh, buta, cacat, dan tua. Maka tidak mengherankan bahwa para murid marah terhadap arang tua yang membawa anaknya kepada Yesus.
• Diskriminasi terhadap orang menderita. Kelompok lain yang secara sosial dan religius dianggap tabu, adalah penderita kusta, orang-orang sakit dan kesurupan. Jelas orang-orang ini tidak bisa mengambil bagian dalam kehidupan bermasyarakat.
2.2.1.5. Latar Belakang Religius
Hukum taurat sanagat mewarnai tata kehidupan orang-orang Israel (Yahudi). Orang-orang Farisi berusaha menjaga warisan dan jati diri Yahudi itu. Mereka menyoroti ketaan masayarakat terhadap setiap ketentuan Taurat. Mereka berusaha menerepkan hukum pada setiap keadaan hidupnya.
Tetapi mereka sendiri sangat memilih-milih dalam ketaatan mereka. Kerap kali kaum Farisi itu memanipulasi hukum Taurat demi kepentingan mereka sendiri. Bahkan mereka tidak begitu menghiraukan kehadiran bangsa lain asal tidak menggangu kegiatan peribadatan.
Akhirnya perlu dicatat bahwa dalam masyarakat seperti Palestina pada waktu itu, fungsi religius melampaui jangkauankehidupan keagamaan. Bahkan kegiatan keagamaan yang berpusat di Bait Suci menjangkau juga segi politik dan ekonomi. Maka menafsirkan tindakan seseorang melulu dari segi politik saja, atau agama saja tidak bisa. Se-perti kasus Yesus, sebenarnya kasus politis, namun meluas sampai ka-sus keagamaan.
2.2.2. Kesaksian Yesus tentang Kerajaan Allah
Yesus bukan hanya berbicara tentang Kerajaan Allah, tetapi juga memberikan kesaksian tentang Kerajaan Allah. Dari situ nampak seatuan antara Sabda dan Tindakan-Nya. Ia tampil sebagai nabi, namun sekaligus sebagai tabib. Masing-masing meakili unsur nabi dan tabib.
2.2.2.1. Yesus Mengadakan Mukjizat-Mukjizat
Mukjizat yang dilakukan oleh Yesus adalah suatu kegenapan dari Sabda-Nya. Yesus tidak hanya mewartakan kabar gembira, tetapi sungguh memberikan kegembiraan.
Pada zaman Yesus orang menghayati dunia kita sebagai medan pertempuran antara Allahd an si jahat. Roh jahat membuat manusia men-derita dan roh Allah membuat manusia bahagia. Mukjizat yesus adalah perwujudan Roh Allah, Dia memberi sukacita, memberi kebahagiaan.
2.2.2.2. Yesus Bergaul dengan Semua Orang
Yesus dekat dengan sesama-Nya, maka Ia juga sangat terbuka kepada segala orang. Ia bergaul dengan semua orang, ia tidak membeda-bedakan. Ia bergaul dengan orang yang dipandang baik dalam masyarakat, namun Ia juga bergaul dengan orang yang dipandang buruk oleh masyarakat, misalnya pemungut pajak, penjajah, tuna susila, bahkan juga dengan orang yang mengidap penyakit berbahaya.
Harus diingat bahwa pergaulan Yesus dengan orang yang berdosa tidak sesuai dengan adat sopan-santun masyarakat waktu itu. Yesus menjungkirbalikkan tatanan yang berlaku waktu itu. Hal itu nampak dalam dua hal:
a. Sikap Yesus terhadap kaum pendosa.
Bagi orang Yahudi dosa itu menular seperti kuman. Bergaul dengan orang berdosa,makan bersama, ngobrol dengan mereka berarti kena dosa juga, menajdi pendosa juga. Maka orang saleh dilarang bergaul dengan orang yang tidak saleh, nanti ketularan. Bahkan seorang yang beragama baik, dianggap murtad jika berkontak dengan orang berdosa.
Yesus melanggar semua peraturan itu. Ia bergaul dengan se-mua orang, ia makan di rumah pemungut cukai, yang dikenal masyarakat sebagai pendosa karena suka memeras. Ia menyapa orang setengah kafir seperti bangsa Samaria, bahkan Yesus berjalan-jalan ke negeri orang kafir.
b. Sikap Yesus terhadap wanita
Masyarakat Yahudi menganggap perempuan itu penggoda. Ma-ka seorang laki-laki, apalagi seorang guru dilarang berbicara dengan sembarang perempuan, apalagi jika tidak dikenalnya.
Yesus bergaul dengan siapa saja. Ia menyapa semua perem-puan, bahkan beberapa perempuan setia mengikuti-Nya. Ia berbicara dengan perempuan yang diangap kafir, perempuan Samaria. Bahkan ia membela perempuan yang tertangkap basah berbuat zinah.

Dari contoh-contoh di atas menjadi jelas bahwa pergaulan Yesus sangat terbuka. Ia berusaha merangkul semua orang. Yesus tidak mau terikat oleh peraturan yang diskriminatif.
2.2.2.3. Yesus Membebaskan Manusia dari Beban Hukum
Di antara perbuatan yang dilakukan oleh Yesus, terdapat tindakan tertentu yang mengungkapkan sikap dan pandangan-Nya meng-enai hukum Taurat. Yesus memaklumkan bahwa Allah itu pembebas. Allah ingin memungkinkan manusia mengembangkan diri secara lebih utuh dan penuh. Sebab maksud terdalam dari setiap hukum adalah membebaskan.
Begitu juga dengan hukum Taurat. Yesus selalu memandang hukum Taurat dalam terang kasih. Yang terjadi, orang memandang hukum begitu saja, sehingga mengaburkan makna asli hukum itu sendiri. Misalnya dalam pengetrapan hukum sabat.
Kaum Farisi mau mengetrapkan hukum sabat hingga merugikan perkembangan manusia, maka Yesus memprotes hal tersebut. Karena pada dasarnya hukum sabat bertujuan menyejahterakan manusia jiwa dan raga. Yang diprotes Yesus bukan hukum sabatnya tetapi pengetrap-annya yang keliru.
Sebenarnya hukum sabat mengatakan kepada kita bahwa masa depan kita bukan kebinasaan, tetapi pesta. Dan pesta itu sudah boleh di-mulai sekarang dalam hidup di dunia ini. Cara unggul mempergunakan hari sabat adalah menolong sesama. Hari Sabat bukan untuk mengabai-kan kesempatan berbuat baik. Pandangan Yesus mengenai Taurat ada-lah pandangan yang memerdekakan sesuai dengan maksud asli hukum Taurat itu sendiri.
2.2.2.4. Yesus Memanggil Pengikut-Pengikut-Nya
Sebagai pengkhotbah keliling, Yesus menjumpai banyak orang. Secara tidak langsung hal itu secara perlahan menarik banyak orang untuk berkumpul di sekitarnya. Di samping itu, Yesus tidak memandang kedatangan Kerajaan Allah sebagai pengudusan orang perorang tanpa hubungan dengan yang lain. Maka, karena tinggal di antara manusia Yesus bertindak dengan cara manusia.
Kelompok murid yang ada di sekitar Yesus atau mereka yang meng-ikuti yesus bisa dikelompokkan menjadi tiga lapisan. Lapisan pertama adalah lingkaran luar. Mereka ini adalah orang kebanyakan yang percaya kepada pengajaran Yesus. Kebanyakan mereka tinggal tersebar di seluruh negri dan tetap tinggal bersama keluarga mereka.
Lapisan kedua adalah lingkaran tengah. Mereka adalah para murid yang menyertai Yesus dalam setiap pewartaan-Nya. Kelompok ini terdiri dari laki-laki dan perempuan yang senantiasa datang berkumpul bersama Yesus (bdk. Kis 1:21-22).
Lapisan ketiga adalah lingkaran inti. Mereka adalah keduabelas rasul yang merupakan kelompok inti. Orang-orang yang dipilih secara khusus dan mendapat pengajaran khusus. Merekalah yang nantinya meneruskan apa yang diajarkan oleh Yesus.
Dari pengikut-pengikut inilah Gereja Perdana akan timbul, yakni sesudah wafat dan kebangkitan-Nya.
2.3. Kesimpulan
Yesus Kristus benar-benar manusia dan benar-benar Allah. Hal ini sulit dipahami oleh banyak orang, bahkan sejak awal Gereja. Ada kecenderungan untuk menjelaskan hal yang sulit ini dengan gambaran yang sederhana, namun salah. Misalnya, ada orang yang berusaha menjelaskan bahwa Yesus itu sungguh manusia tapi bukan sungguh Allah, Dia menjadi Allah hanya karena adopsi belaka. Penjelasan ini salah sebab Yesus Kristus sungguh Putera Allah melalui kodrat-Nya dan bukan melalui adopsi.
Berikutnya ada kelompok yang juga menyangkal bahwa Yesus itu Allah. Kelompok terakhir ini termasuk Hajah Irene. Menurut mereka Yesus itu ciptaan seperti yang lain, maka tidak mungkin Ia menjadi Allah. Untuk menjawab ini bisa dijelaskan bahwa Yesus menjadi manusia sungguh dilahirkan namun bukan dijadikan. Artinya Yesus memang manusia tapi bukan ciptaan. Yesus yang adalah Allah dengan rela hati menjadi manusia (bdk Flp 2:7)
Jadi Gereja mengakui bahwa Yesus itu sungguh Allah dan sungguh manusia secara tidak terpisahkan. Ia sesungguhnya Putera Allah, yang menjadi manusia seperti kita, namun tetap Allah Tuhan kita.
Sifat manusiawi dan ke-Allahan Yesus bisa kita cari dalam Kitab Suci. Banyak hal bisa menjadi bukti bahwa Ia sungguh manusia dan banyak hal menunjukkan bahwa Dia sungguh Allah.


Tidak ada komentar: