Sabtu, 28 Juni 2008

Pernikahan Sejenis

Kita mengenal ada waria, ada kaum lesbi dan gay. Mereka adalah kelompok kecil dalam masyarakat yang berbeda. Karena keberadaan mereka berbeda, maka tidak mengherankan jika prilakunya dianggap menyimpang. Belum lagi jika mereka hendak menikah.
Selama ini kita mengenal pernikahan sebagai persatuanpria dan wanita. Bagaimana dengan pernikahan wanita dengan wanita, atau pria dengan pria? Bagaimana jika yang menikah itu kaum selebritis, orang terkenal, tokoh panutan dalam musik, olah raga, maupun politik.

Kisah berikut saya ambil dari www.kompas.com, beritanya sudah cukup lama, yakni 16 Mei yang lalu.
LOS ANGELES, JUMAT --Pemandu talkshow terkenal AS, yang juga komedian Ellen DeGeneres mengungkapkan rasa gembiranya, ketika mendengar kabar Pengadilan Tinggi California telah melegalkan perkawinan sesama jenis, yang dijatuhkan pada Kamis waktu setempat.

Ia pun berancang-ancang untuk segera melegalkan hubungannya dengan pasangan lesbinya, bintang film asal Australia Portia de Rossi.

Di hadapan para penontonnya di acara the Ellen DeGeneres Show, Kamis, Ellen mengabarkan rencana itu. Sang kekasih, Rossi, yang kebetulan berada di studio yang sama, langsung menyambutnya dengan senyum diiringi tepuk tangan hangat para penontonnya, yang mendengarkan secara langsung rencana tersebut.

California menjadi negara bagian kedua di Amerika Serikat, yang melegalkan pernikahan sesama jenis setelah Massachusetts.

Sejak sebelas tahun lalu, Ellen secara terbuka menyatakan dirinya sebagai pencinta kaum sejenis. Orang pun banyak terhentak dengan pengakuannya tersebut. Namun apa mau dikata, itu pilihannya. Kepada Majalah Time, 11 tahun lalu, ia dengan lantang mengakui jika dirinya seorang lesbian. "Yep, I'm Gay." tulis Time kala itu mengutip pengakuan Ellen.


Meskipun berita ini sudah cukup lama, menurut saya tetap hangat untuk dibicarakan. Ada beberapa hal yang perlu diangkat.
Pertama, apakah hakikat sebuah pernikahan. Apa yang menjadi tujuan utamanya? Apakah kelahiran baru bukanmenjadi tujuan utama pernikahan lagi?
Pertanyaan-pertanyaan ini terasasangat moralis-teologis. Padahal kita juga bisa bertanya mengenai masalah adat, hukum, psikologis-normatifnya.
Sebelumkita membahasnya, sangat baik jika kita memahami arti pernikahan dalam agama kita masing-masing.

Tidak ada komentar: