Rabu, 08 Oktober 2008

Belajar Menjadi Sempurna dari Yang tidak Sempurna (1)


Setiap orang ingin berkembang sempurna, baik fisik, psikis, pemikiran, sosial, emosi, dan seluruh aspek diri manusia. Dalam seri tulisan ini, saya mengajak untuk belajar dari tokoh-tokoh yang secara fisik tidak beruntung. Kebanyakan mereka menyandang/menderita cacat sejak lahir.
Hirotada Ototake
Pada bagian pertama kita belajar dari Hirotada Ototake, pemuda dari Jepang yang luar biasa, meski lahir tanpa kaki dan tangan. Ia tidak pernah menyerah dengan keadaannya itu. Kita belajar dari buku yang ditulisnya, No One's Perfect (Menyembunyikan Oto sama dengan menyembunyikan Matahari).

Kelahiran
Lahir 6 april 1976. Sejak dalam kandungan telah menderita Tetra Amelia. Sebuah penyakit bawaan yang membuat kaki dan tangannya tidak dapat tumbuh. Tentu sebuah pukulan yang berat bagi orang tua melihat kondisi anak yang baru lahir tidak seperti yang diharapkan.
Ayah Oto membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memahami dan menerima keaadan ini. Terutama untuk memberitahu istrinya prihalkondisianak yang baru dilahirkan. Setelah seminggu lewat darimasa persalinan, setelah melihat kondisi istrinya cukup kuat, ia (ayah Oto) memberitahu seperti apa kondisi bayi yang telah dilahirkan. Ia tidak mampu menjelaskan dengan bahasa yang sederhana,ia hanya mampu mengatakan bahwa anak mereka mengalami kelainan.
Para dokter perlu menyiapkan tempat tidur khusus seandainya ia pingsan. Siapa pun akan maklum jika hal itu terjadi. Ternyata segala kekhawatiran itu tidak terjadi. Rasa bahagia dan cinta mengalahkan rasa jijik dan keterkejutan. “Anakku, kamu sangat tampan.” Itulah ungkapan tulus ibunya tatkala pertama kali melihat Oto. Sampai kapanpun ungkapan itu tidak akan berubah maknanya.

Masa Sekolah
Seperti bayi pada Sejak kecil orangtua Oto tidak menganggap bahwa anaknya cacat. Tatkala harus memilih sekolah, mereka tidak mencari sekolah khusus untuk anak cacat. Mereka mencari sekolah umum, yang memberikan pelajaran umum pula.
Tidak mudah. Itu yang pertama kali mereka pikirkan dan bayangkan, dan itulah yang terjadi. Hampir setiap sekolah yang mereka datangi menolak untuk menerima Oto, hanya karena ia berbeda dengan yang lain. Semua sekolah tadi tidak sanggup memberikan pelayanan yang pas untuk Oto. Memang bukan salah sekolah itu, namun hanya tidak tahu.
Ketika rasa putus asa sudah mulai datang, munculah sedikit harapan tatkalaada surat pemberitahuan mengenai pemeriksaan kesehatan bagi calon siswa. Segeralah berangkat kedua orangtua menuju sekolah tersebut. Ternyata hasilnya tidak terlalu menggembirakan. Setelah mengetahui kondisi Oto yang sesungguhnya, pihak sekolah juga mulai pikir-pikir. Namun keteguhan hati orangtua itu mampu melunakkan hati kepala sekolah. Akhirnya mereka mengijinkan Oto untuk mendemonstrasikan kemampuannya. Bagaimana ia menulis, makan, menggunting, dan berjalan. Bagi kebanyak anak hal ini sangat mudah, tetapi tidak bagi oto yang tidak memiliki tangan dan kaki.
Setelah melewati perjuangan itu Oto diterima di sekolah tersebut. Tantangan belum berakhir. Masa perjuangan belum selesai. Oto bersekolah di sekolah umum, maka ia mesti mengikuti segala tata aturan yang ada di sekolah itu, dan pada dasarnya ia memang tidak ingin disendirikan. Sebuah tantang bukan hanya bagi Oto tetapi juga bagi teman-teman dan gurunya. Untung bagi Oto, bahwa di tahap awal pendidikannya di SD, ia mendapatkan seorang guru yang berpikiran jauh ke depan dan teman-teman yang sangat pengertian. Apa yang ditanamkan oleh guru SD-nya sangat membantu tatkala ia melanjutkan sekolah di tahap-tahap berikutnya.

Semangat dan Daya Juang
Perjalan Oto berikutnya adalah sebuah gambaran dari perjuangan. Dalam hidupnya ada yang sangat berpengaruh, antara lain guru Takagi dan guru Oka. Mereka mampu membantu Oto bukan pada saat itu, tetapi mereka mampu melihat jauh ke depan. Mereka memikirkan Oto di masa depan, bukan hanya sekarang. Kemampuan bertahan dan berjuang lahir dari bimbingan dua orang ini.
Ada beberapa cerita yang sangat menarik jika kita baca, misalnya:
a. Bagaimana dia begitu keras kepala hingga berani menantang berkelahi. Ia tidak mau menyerah begitu saja meskipun cacat. Ia memiliki senjata rahasia yang sangat ampuh, yaitu gigi untuk menggigit. Rahang Oto lebih kuat dari orang lain, karena ia banyak beraktivits dengan giginya.
b. Dikasihi dan disayangi adalah kebutuhan dasar manusia. Membayangkan oto pacaran adalah sesuatu yang lucu. Ada ketakutan bahwa itu lahir dari rasa kasihan saja. Namun itu keliru. Oto pernah mendapat surat cinta dari adik kelasnya. Sebuah cinta yang tulus, bukan karena penampilan fisik dan bukan karena kasihan. Cinta yang lahir daripribadi dan melihat pribadibukan sekedar fisik.
c. Berlomba dan beraktivitas adalah salah satu sara aktualisasi diri. Kebutuhan manusia yang paling tinggi adalah mengaktualisasikan dirinya. Itulah Oto, meski cacat ia memilih olah raga pilihan basket. Bahkan ia juga bersemangat ketika rekreasi sekolah keGunung Kobo, sesuatu yang mustahil dilakukan. Tapi dia mau,dia memilikiusaha yang sangat besar, bahkan sangat besar.

Tidak ada komentar: