Selasa, 30 September 2008

Ada Apa Ya (bagian 2)

Menganalisa kemampuan siswa tidak cukup hanya melalui satu jalan. Itu pasti, karena katanya ada banyak jalan menuju ke Roma. Maka ada banyak aspek yang bisa menjadi penyebab kegagalan seorang anak meraih nilai maksimal. Tulisan saya yang terahulu menganalisa dari sisi adaptasi. Tulisan saya kali ini membahas aspek permasalahan yang mungkin dialami oleh siswa.

Permasalahan yang dihadapi siswa bisa sangat kompleks, meskipun terkadang terdiri atas sekumpulan permasalahan sederhana. Permasalahan itu bisa dikaji juga dari tempat, bentuk, dan komponen yang terlibat.
Tempat misalnya : permasalahan di rumah/kost/asrama, permasalahan di sekolah, permasalahan di tempat les/kurus, permasalahan di tempat bermain.
Bentuk misalnya : putus cinta, ditolak sewaktu pdkt, guru ga menyenangkan, teman sebangku ga menyenangkan, dihukum kepala sekolah, merusakkan barang-barang sekolah, harus menjaga adik, tidak cocok dengan kakak, orangtua ga mau membelikan barang yang udah lama diincar, dll.
Orang yang terlibat misalnya: teman, sahabat, pacar, guru, saudara, orangtua,kakek, dll.
Permasalahan kecil bisa menjadi penyebab masalah yang lebih besar. Misalnya Ardi tidak bisa konsen belajar di kelas karena selalu memikirkan ikat pinggang Anton yang keren abis. Setiap kalai pelajarania selalu memandangi ikat pinggang Anton. Sebenarnay ia sudah lamaminta kepada oratu untuk dibelikan, tetapi masih dijanjikan terus sampai sekarang.
Tentu pemecahan masalah ini tidak harus dengan membelikan ikat pinggang yang sama. Ardi mesti diajak bicara baik-baik, apalagi jika keuangan keluarga tidak mencukupi. Mungkin juga Ardi tidak menyadari bahwa konsentrasinya selama ini teralihkan kepada ikat pinggang. Komunikasi yang baik antara Ardi dan orangtuanya, mungkin juga dengan wali kelas, akan sangat membantu.
Intinya, pertanyaan mengapa ada siswa yang cerdas tetapi mendapatkan nilai yang buruk bisa dijawabi dengan menganalisa dan melihat lebih jauh permasalahan-permasalahan kecil yang dialami si anak.
Seperti perumpamaan berikut.
Ada seorang ahli membuat kopi memiliki gula dan kopi terbaik. Tetapi kenapa kopi seduhannya tidak lezat? Bisa jadi gelas sebagai wadah kopi tidak bersih. Mungkin masih ada noda sabun, mungkin masih ada bekas syrup, dll.
Gelas itu harus dibersihkan lebih dahulu agar menghasilkan minuman kopi yang lezat. Seorang siswa tak ubahnya gelas kosong, penyeduh adalah guru, kopi dan gula terbaik adalah bakat yang dimiliki siswa. Permasalahan kecil itu seumpama kotoran yang melekat pada gelas yang membuat aroma kopi tidak harum, maka harus dibersihkan.
Bagaimana kita tahu ada kotoran yang menempel pada gelas? harus sering berkomunikasi. Maka penting sekali komunikasi antara anak dan orangtua, antara siswa dengan guru, seorang siswa mesti merasakan kehadiran orangtua dalam diri guru yang ada di kelas, para guru ya mesti bisa menjadi orangtua yang baik, yang tahu berkomunikasi.

1 komentar:

falitogagas mengatakan...

Is it legal to play at a casino in New Jersey? - Dr.MCD
This 논산 출장안마 article was originally published on July 구리 출장안마 11, 2021 in NJ News. to win jackpot games at 군산 출장안마 the Seminole Hard Rock 포항 출장마사지 Hotel & 제주 출장샵 Casino in Tunica.